Solo, Gatra.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo meminta para penyintas Covid-19 agar bersedia mendonorkan plasma konvalesen. Termasuk para penyintas dari civitas akademika UNS.
Hingga saat ini sudah ada 27 penyintas dari UNS yang bersedia melakukan donor darah plasma. Mereka yang telah bertahan ini diajak oleh HNS untuk mendonorkan plasmanya. "Sebanyak 27 orang ini yang bersedia. Ada yang tidak berkenan juga," ucapnya Rektor UNS Jamal Wiwoho, Selasa (29/12).
Hal ini dilakukan karena tingginya angka kematian akibat Covid-19. Diharapkan donor plasma konvalesen ini menjadi salah satu alternatif solusi untuk penyembuhan pasien. "Pendonor plasma ini masih jarang, padahal hal ini sangat membantu penyembuhan pasien Covid-19," ucapnya.
Sementara itu Dekan Fakultas Kedokteran UNS Reviono mengatakan untuk donor konvesen ini, UNS bekerjasama dengan PMI. Proses pengambilan plasma darah dan pendistribusian dilakukan oleh PMI. "Proses pengambilannya pakai alat khusus yang saat ini sudah ada di PMI. Namanya Plasmapheresis," ucap Revi.
UNS hanya bertugas mendata dan mendorong para penyintas untuk mendonorkan plasmanya. Untuk donor plasma ini ada syarat yang harus dilakukan agar plasma darah bisa digunakan. Biasanya PMI melakukan screening terlebih dahulu terhadap calon pendonor. "Penyintas dipastikan harus benar-benar negatif, imunoglobulin harus tinggi juga," ucap Revi.
Dari data empirik, waktu pengambilan plasma terbaik yakni sebelum tiga bulan pasca pasien sembuh. Biasanya setelah tiga bulan biasanya imunoglobulin dalam plasma darah sudah berkurang. "Biasanya waktunya tiga bulan. Setelah tiga bulan imunoglobulin sudah berkurang. Tapi ada juga yang masih kuat, tergantung kondisinya," katanya.
Sebagai catatan proses penyembuhan dengan plasma konvalesen sangat mahal. Pasien harus membayar ratusan juta untuk mendapatkan pengobatan mewah ini.