Jakarta, Gatra.com - Sekitar 67% atau mayoritas responden mengaku puas atas kinerja pemerintah dalam menangani coronavirus disease 2019 (Covid-19). Sementara itu, sebesar 30% mengaku kurang atau tidak puas.
Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, menyampaikan, angka tersebut merupakan hasil survei pihaknya yang dirilis di Jakarta pada Selasa (29/12), bertajuk "Sentimen Publik Nasional terhadap Kondisi Ekonomi-Politik tahun 2020 dan Prospek 2021".
Menurut Abbas, di sepanjang masa Covid-19, tingkat kepuasan warga terhadap kinerja pemerintah menangani Covid-19 cenderung konsisten tinggi.
"Memang sempat drop secara tajam menjadi 46% pada 7-10 Oktober 2020, namun setelah itu menaik kembali sehingga kini mencapai 67%," ujarnya.
Selain itu, lanjut Abbas, sebanyak 57% responden atau mayoritas publik juga puas dengan kinerja pemerintah menangani krisis ekonomi akibat Covid 19. Sementara yang tidak puas sebanyak 39%.
Menurut Abbas, kepuasan dengan kinerja pemerintah menangani pemulihan ekonomi akibat Covid-19 secara umum positif dan cukup stabil. Pada survei 9-12 September 2020, angkanya adalah 53%, sementara dalam survei terakhir ini menaik sedikit menjadi 57%.
Survei SMRC ini juga menunjukkan bahwa mayoritas warga, sekitar 75%, percaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah Covid-19. Yang tidak percaya 18%.
"Tingginya tingkat keyakinan ini terlihat di survei-survei SMRC sepanjang Mei-Desember 2020," ujarnya.
Menurut Abbas, survei SMRC menunjukkan walaupun hampir 80% warga menganggap kondisi ekonomi Indonesia lebih buruk dibandingkan tahun lalu, namun pada saat yang sama mayoritas warga percaya bahwa kondisi ekonomi akan membaik.
"Kepercayaan membaiknya kondisi ekonomi ini tampaknya berhubungan dengan keyakinan masyarakat bahwa Pemerintahan Jokowi sudah menangani krisis ekonomi dengan baik," kata Abbas.
SMRC melakukan survai nasional ini melalui wawancara per telepon kepada 1.202 responden yang dipilih secara acak (random) pada 23-26 Desember 2020. Adapun margin of error survei diperkirakan +/-2.9%.