Surabaya, Gatra.com - Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya menyatakaan telah menyalurkan dana bantuan kepada 650 dari 1300 Kampung Tangguh. Pemkot menyalurkan bantuan senilai Rp 5 juta rupiah per ketua Kampung Tangguh atau ketua RW.
Penyaluran tersebut berdasarkan kebutuhan tiap Kampung Tangguh dan perannya selama ini dalam menjaga wilayahnya dari penularan Covid-19. Sehingga, ada beberapa Kampung Tangguh yang tidak mendapat bantuan dana karena dianggap sudah mampu.
"Ada sekitar enam ratus lebih Kampung Tangguh yang sudah kami berikan dananya. Harapan kami, dana itu dapat digunakan untuk stimulan," kata Plt Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana kepada wartawan, Selasa (29/12).
Wisnu menjelaskan, penyaluran bantuan dana tersebut dilakukan satu kali selama liburan Tahun Baru. Setelah itu, pihaknya akan mengevaluasi bagaimana efektivitas Kampung tangguh dalam mencegah penularan Covid-19 di wilayah masing-masing.
Kalau memang stimulus berupa dana tersebut efektif menggiatkan peran Kampung Tangguh, Wisnu berjanji akan kembali menyalurkan bantuan dana. Itupun, lanjutnya, apabila APBD Surabaya masih tersedia dan dapat dialokasikan untuk stimulan Kampung Tangguh.
"Sementara, (pemberian bantuan dana) baru satu kali ini. Nanti kami evaluasi. Kalau misalnya anggaran tahun depan memungkinkan dan efektif, nanti kami berikan lagi. Tapi, (saat ini) saya belum dapat memutuskan apakah akan diberikan lagi atau tidak karena penyusunan anggaran 2021 juga sudah selesai," jelas Wisnu.
Tidak hanya Kampung Tangguh, Pemkot Surabaya juga melakukan upaya lain untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Wisnu menyatakan bahwa upaya terebut bukan PSBB, melainkan dengan menerapkan pembatasan pada semua aktivitas dan mobilitas warga.
Semua kegiatan warga di kafe, restoran, dan tempat umum yang mengundang keramaian, wajib tutup pada pukul 20:00 WIB. Selain itu, ada juga penjagaan di 9 titik masuk Surabaya beserta tim swab hunter yang siaga di 10 titik.