Yogyakarta, Gatra.com - Pemerintah meminta produksi alat pendektsi Covid-19 ciptaan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose C-19, dipercepat dan ditingkatkan hingga 30 ribu unit per bulan. Keberadaan alat ini dinilai penting dan diperlukan untuk pemulihan kesehatan dan ekonomi.
Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, dalam konferensi pers virtual 'Produk Riset Dan Inovasi GeNose UGM dan CePad Unpad' oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Senin (28/12).
Acara tersebut juga dihadiri Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/ Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro dan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
"Keberadaan kedua alat itu, khususnya GeNose, sangatlah penting. Ini diperlukan untuk menahan laju percepatan penularan dan penanganan pandemi Covid-19," kata Moeldoko.
Ia mengatakan penggunaan GeNose akan diprioritaskan untuk kawasan pabrik, pusat ekonomi, sekolah, perkantoran, dan bandara. Langkah ini diharapkan mampu mempertahankan produktivitas pabrik, mendeteksi Covid-19 pada siswa saat kebijakan sekolah dimulai, menumbuhkan pariwisata, dan mengurangi aktivitas bekerja dari rumah (work for home, WFH).
"Jika sebelumnya hanya ditargetkan lima ribu (unit) per bulan sampai Februari nanti, saya harapkan produksi GeNose ini bisa disosialisasikan dan dikoordinasikan dengan kementerian terkait, sehingga bisa mencapai 30 ribu per bulan," ujarnya.
Moeldoko juga mengingatkan pentingnya lembaga yang berwenang atas validitas hasil tes GeNose. Dengan demikian, GeNose bisa digunakan untuk warga, terutama saat bepergian.
Adapun Doni Monardo menyatakan siap membantu percepatan produksi GeNose UGM dan CePad Univeristas Padjadjaran (Unpad). "Usai mendapatkan izin edar, jangan pakai lama-lama untuk segera dipasarkan. Apakah nantinya melalui BPNB atau pihak universitas, kami siap membantu," katanya.