Purworejo, Gatra.com - Delirium dilaporkan bisa menyertai orang yang terjangkit virus corona. Wakil Direktur RSUD Tjitrowardojo Purworejo, Jawa Tengah, dr. Ika Endah Lestariningsi, SpKj mengatakan bahwa, delirium dalam istilah kedokteran jiwa merupakan kondisi gangguan kesadaran secara kualitatif dan kuantitatif yang disebabkan karena penyakit atau organik.
"Biasanya gejalanya diketahui karena dikeluhkan oleh keluarga atau orang di sekitar pasien baik medis maupun non medis. Pada pasien terdapat perubahan kondisi status mental yang sifatnya mendadak, tiba-tiba dalam hitungan jam atau hari," kata dr. Ika saat dihubungi, Minggu siang (27/12).
Dokter spesialis kejiwaan itu melanjutkan, delirium oleh dokter spesialis teman sejawat lain dapat diistilahkan sebagai encephalopati dengan tanda-tanda kesadaran berkabut, gangguan mood, bahkan muncul tanda psikotik dimana pada pasien positif covid-19 reality test ability-nya terganggu.
"Pasien covid-19 dengan delirium biasanya tidak aware (sadar) berhalusinasi dan atau waham, serta gangguan fungsi peran dan aktivitas sehari-harinya terganggu. Ajudgment (daya pertimbangan yang buruk) pasien buruk. Penyebab delirium adalah diseases (penyakit) yang sudah referal atau sudah menyebar ke otak," terang dr. Ika.
Prognosis atau kemungkinan sembuhnya bergantung pada level, berat atau tingkat keparahan penyebab penyakitnya. "Jika penyebabnya virus atau virulemia di otak mencapai tingkat keparahan yang berat maka ada kemungkinan menjadi penyebab kematian dari seseorang," lanjut dr. Ika.
Ia mengungkapkan, di Kabupaten Purworejo, pasien covid-19 dengan delirium sudah ada. "Pasien tersebut memiliki gejala gelisah, gaduh gelisah, marah-marah, ingin atau mengancam bunuh diri dan memaksa ingin pulang ke rumah padahal jelas kondisi tidak diizinkan oleh dokter ahli," papar perempuan berkacamata ini.
Delirium tidak hanya ditemukan pada pasien positif covid-19, penyakit stroke hemorhagic, tumor otak, AIDS, anemia, cedera kepala berat, post-operasi craniostomi juga bisa menjadi penyebab delirium.
"Jika menemui kondisi perubahan status mental mendadak dan memungkinkan ada penyakit penyerta yang menyebabkan, segera diwaspadai adanya delirium bawa segera di instalasi gawat darurat (IGD) supaya mendapat perawatan," tutup dr Ika.