Purworejo, Gatra.com- Wacana sekolah tatap muka tahun ajaran baru 2021/2022 yang akan mulai tanggal 4 Januari 2021, yang digulirkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim sepertinya belum bisa dilaksanakan di Jawa Tengah.
Pasalnya, belum lama ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah mengeluarkan pernyataan belum akan memberlakukan sekolah tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Sukmo Widi Harwanto mengatakan bahwa, pihaknya telah menetapkan sistem pembelajaran konsultasi terprogram sejak Agustus 2020 lalu. Dengan meningkatknya kasus pasien covid-19 yang belum bisa dikendalikan, Dindikpora telah mengevaluasi sistem tersebut.
"Tahun ajaran baru nanti, kami tetap melaksanakan sistem pembelajaran konsultasi terprogram. Belajar secara tatap muka lebih efektif karena bisa transfer ilmu secara langsung," kata Sukmo Widi melalui pesan singkat, Sabtu sore (26/12).
Konsultasi terprogram dijalankan berdasarkan persetujuan antara pihak sekolah, komite, anak dan orang tua. "Kami memberikan fasilitasi kepada anak atau orang tua yang merasa tidak bisa efektif dengan pembelajaran daring atau luring (offline) yang dilaksanakan selama pandemi. Sehingga mereka butuh waktu dan ruang untuk bisa konsultasi ke sekolah," jelas Sukmo.
Pelaksanaan konsultasi terprogram juga dengan berbagai pembatasan. Dalam sehari, maksimal hanya sepertiga jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (rombel per kelas). Waktu maksimal 3,5 jam perhari dengan pembagian waktu per mata pelajaran hanya 30 menit. Jeda istirahat pun siswa dilarang keluar kelas untuk menghindari kerumunan.
"Jarak meja antar siswa ditata dengan jarak 1,5 meter. Saat memasuki area sekolah, mereka sudah dicek suhu tubuhnya dan harus mencuci tangan menggunakan sabun. Selesai konsultasi terprogram, siswa harus langsung pulang. Ruang kelas pun langsung dibersihkan dengan disinfektan. Sehingga aman digunakan keesokan harinya," ungkapnya.
Liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang berbarengan dengan libur semester dikhawatirkan akan membuat orang tua akan berbondong-bondong bersama keluarga untuk berlibur. "Angka kenaikan covid-19 cukup tinggi, saya berharap orang tua sungguh-sungguh melindungi anak-anak dengan cara tetap di rumah. Hindari kerumunan yang tidak perlu, liburan tetap di rumah saja," himbau Sukmo.