Jakarta, Gatra.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan bahwa pemerintah masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur jaringan 5G di tahun 2021.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Kominfo, Widodo Muktiyo mengungkapkan bahwa hingga tahun 2022 prioritas pemerintah masih fokus menyelesaikan infrastruktur jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Selain 4G, pemerintah juga berkomitmen membangun jaringan 5G.
“Indonesia tetap mempersiapkan infrastruktur 5G,” ungkap Widodo dalam talkshow virtual bertema “Indonesia Telecommunications Industry Update “ yang dihadiri Gatra.com.
Widodo menuturkan, pemerintah juga akan membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T, membangun BTS, menyediakan 7.634 titik lokasi internet gratis bagi UMKM.
“Untuk mendorong transformasi transaksi dari konvensional menjadi daring, serta menyediakan aplikasi daring khusus pelaku UMKM,” tuturnya.
Komitmen pemerintah ini dibuktikan dengan melakukan lima langkah percepatan transformasi digital. Terdiri dari, percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dan layanan internet, roadmap (peta jalan) transformasi digital, integrasi Pusat Data Nasional.
Kemudian, persiapan regulasi termasuk undang-undang perlindungan data pribadi, skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital, hingga menyiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
Tahun ini, Kemenkominfo juga telah membentuk Gugus Tugas 5G (5G Task Force). Kabar terakhir, ada tiga operator yang lolos seleksi penggunaan pita frekuensi radio 2,3 Ghz rentang 2.360 – 2.390 Mhz. Mereka adalah PT Smart Telecom Tbk (Smartfren), kedua adalah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri).
“Kesungguhan menghadirkan jaringan 5G itu, tak bisa dibantah karena sudah bagian dari tuntutan peradaban,” ujarnya.
Sementara itu, CEO Forest Interactive Johary Mustapha mengatakan bahwa investasi teknologi 5G dan upaya mengembangkan ekosistem digital yang kuat juga menjadi prioritas operator seluler. Namun, perubahan perilaku konsumen akibat pandemi tetap menjadi buah pikiran para pelaku industri.
Namun, kata Joe, potensi besar teknologi seluler ini tidak dapat direalisasikan tanpa didukung oleh partisipasi aktif dari pemerintah, regulator, dan penyedia solusi digital. “Kami sebagai pelaku industri perlu bekerja sama dengan lintas sektor untuk mewujudkan pasar yang dinamis, kompetitif serta ekosistem digital yang dibutuhkan dunia,” ungkapnya.