Cilacap, Gatra.com– Komunitas Gusdurian Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah berkunjung ke Gereja Paroki St. Theresia pada Misa Malam Natal. Mereka tiba setelah Misa Malam Natal selesai bersama dengan Lesbumi, Pemuda Pancasila (PP), dan Banser NU.
Koordinator Gusdurian Majenang, H. Muhamad Murtadlo mengatakan mereka berkunjung sebagai bagian dari menyambung silaturahmi antarumat beragama, sekaligus memberi ucapan selamat kepada umat Kristiani. Dalam kesempatan itu, Gusdurian juga menyuguhkan sinterklas menari sufi, sebuah perpaduan seni. Tarian sufi itu dipentaskan oleh sekolah seni dan santri di Majenang.
Dalam pidatonya, pria yang akrab dengan panggilan Yi Tado, di depan jamaat umat Katolik Gereja Paroki St. Theresia usai misa, mengatakan perayaan Natal dengan tema kesederhanaan dan kenusantaraan menurutnya bisa dimaknai sebagai ukhuwah basyariyah maupun wathoniyah.
Itu berarti di masa pandemi Covid-19 ini, nilai-nilai humanisme, tolong-menolong semakin kuat dalam membentuk karakter manusia Indonesia dalam menjaga nilai-nilai pancasila dan kebhinekaan. Semua itu akan memerkokoh persatuan dan solidaritas sosial.
"Kami umat muslim dan gusdurian, bahkan juga umat lainnya pun semakin didorong imannya untuk melewati masa pandemi ini dengan solidaritas, kebersamaan dan bergandengan tangan," kata Tado.
Dia juga mengungkapkan, diketahui beberapa bulan lalu Kabupaten Cilacap dilanda bencana banjir dan longsor secara kolosal, dan kejadian itu memaggil jiwa kita semua, upaya membantu juga bersama-sama, berbagi kasih dan cinta peduli kemanusiaan.
"Kami Gusdurian, kami juga penting sampaikan apa pesan Gus Dur, tidak penting apapun agama atau sukumu, ‘Kalau kamu bisa melakulan sesuatu yang baik untuk semua orang. Orang tidak pernah tanya apa agamamu’,” ucap Tado.
Dalam kesempatan itu pula Romo Bonifasius Abbas menyampaikan terima kasih atas kehadiran Gusdurian dan lembaga lainnya. Menurut dia, kehadiran mereka akan membuat Natal lebih bermakna dan penuh nuansa keberagaman dan toleransi.
"Terima kasih atas partisipasinya, dan perayaan Natal kami terlaksana dalam damai. Terima kasih kami pada para santri sekolah seni Majenang, yang telah menyuguhkan tokoh sinterklas dengan tarian sufinya,” kata Romo Boni.
Romo Boni juga menjelaskan, Perayaan Natal tahun tahun ini dilakukan secara khusus akibat pandemi, maka membatasi umat yang hadir dalam ibadah tatap muka hanya sebanyak 121 orang atau 20 persen dari kapasitas total gedung serbaguna Gereja St. Theresia Majenang.