Home Ekonomi BPJS Watch Puji Inovasi BPJamsostek di Tengah Pandemi

BPJS Watch Puji Inovasi BPJamsostek di Tengah Pandemi

Jakarta, Gatra.com- Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar mengakui inovasi yang dilakukan BPJamsostek di masa pandemi sangat dirasakan para pekerja. Berdasarkan pengamatannya, BPJamsostek telah banyak melakukan berbagai hal di masa pandemi saat ini.

“Saya ambil beberapa contoh misalnya dari sisi pelayanan. Ketika ada kerja dari rumah karena pandemi, BPJamsostek juga melebarkan cakupan pelayanannya. Jadi kalau ada orang kerja di rumah, dia mengalami kecelakaan di kamar mandi, itu masuk kategori kecelakaan kerja. Jadi ini merupakan bagian dari merespon kondisi pandemi,” katanya dalam diskusi virtual Gatra Bicara dengan tema Peran Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Era Pandemi, Selasa (22/12).

Bahkan, lanjutnya, di kantor-kantor cabang BPJamsostek, dihadirkan inovasi-inovasi yang memudahkan pelayanan. Salah satunya, sistem pelayanan one to many, yang memungkinkan satu orang customer service melayani empat hingga enam peserta dalam waktu bersamaan.

Selain itu, Timboel juga mengapresiasi sistem digital Layanan Tanpa Kontak Fisik (Lapak Asik) milik BPJamsostek. Pasalnya, sistem ini memungkinkan peserta untuk melakukan proses klaim secara virtual melalui video conference tanpa harus meninggalkan rumah. “Ini ke depannya mungkin harus menjadi tren juga, pelayanan berbasis teknologi. Jadi nanti ketika ada persoalan klaim dan kasus lainnya itu bisa melalui teknologi digital ini,” ujarnya.

Timboel juga mengatakan, Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan upah di bawah Rp5 juta memberikan banyak manfaat. Meski sebelumnya Timboel mendorong alokasi BSU untuk 15,7 juta orang dan hanya terealisasi sebanyak 12,4 juta saja, namun hal ini dianggapnya tetap patut diberikan apresiasi.

“Meskipun targetnya tidak tercapai, tapi ini sudah saat memberikan banyak manfaat untuk pekerja-pekerja kita dengan upah di bawah RP5 juta. Ke depan di dalam proses pencairan tahap kedua ini kita harapkan bisa lebih maksimal, lebih banyak pekerja dengan upah di bawah Rp5 juta bisa mendapatkannya. Sehingga konsumsi bisa lebih baik lagi,” harapnya.

139

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR