Sukoharjo, Gatra.com- Jelang Natal dan Tahun Baru, ratusan sopir bus dan angkutan umum menjalani tes kesehatan, Selasa (22/12). Pemeriksaan tes kesehatan ini menyusul para pemudik yang akan dilakukan rapid test secara acak di pintu masuk-pintu masuk Sukoharjo.
Kasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja & Olah Raga Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Bambang Sudiyono mengatakan, Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan menggelar test kesehatan bagi para pengemudi bus dan angkutan umum. Tes kesehatan meliputi cek tekanan darah, gula darah dan test urin untuk mengetahui apakah pengemudi menyalahgunakan obat terlarang atau tidak. "Kita juga menggandeng Badan Narkotika Kabupaten. Cek kesehatan ini memastikan pengemudi dalam keadaan sehat," katanya.
Menurut Bambang, test akan dilakukan selama 3 hari dengan target sasaran 200 orang. Pada hari pertama ini, cek kesehatan dilakukan di garasi bus Gunung Mulia dan di Terminal Sukoharjo. Dari seratusan yang di cek kesehatan semua negatif narkoba. "Semua sehat, ada beberapa yang tekanan darah dan gula darah tinggi namun tidak mengkhawatirkan," ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dr Yunia Wahdiyati mengatakan, tim Dinas Kesehatan turun bergabung dengan TNI/Polri, Dishub dan Satpol PP untuk penyelenggaraan cek kesehatan di tempat-tempat atau pos yang telah didirikan selama Natal dan Tahun Baru. Tim nantinya akan melakukan rapid test antigen secara random di pintu-pintu masuk ke arah Sukoharjo.
"Yang penting lagi di sini bahwa potensi resiko kesehatan ya terutama untuk akhir tahun ini kan ada beberapa baik itu penyakit menular, tidak menular. Berikutnya lagi kesiapan tentang rumah sakit juga kami lakukan. Jadi jangan sampai mereka itu yang membutuhkan layanan kesehatan terutama rawatan di rumah sakit tidak mendapatkan layanan," terangnya.
Kemudian, jika saat rapid test random baik antibodi dan antigen didapatkan hasil yang reaktif, maka akan ditindaklanjuti dengan tata test PCR. Ia menegaskan, rapid test random menyasar pengendara berplat nomor luar kota. "Kalau yang reaktif akan kita swab, lalu dikarantina sesuai tata laksana pencegahan penularan Covid-19," tandas Yunia.