Denpasar, Gatra.com- Dalam kondisi saat ini pertumbuhan ekonomi Bali menurun mulai dari -1,17% di Triwulan I; -11% Triwulan II dan -12,2% Triwulan III tahun 2020. Menurunnya kedatangan wisatawan ke Bali berdampak langsung pada kinerja sektor pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali menjadi pertumbuhan ekonomi terendah di Indonesia disampaikan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho Senin,(21/12) di Renon, Denpasar.
"Pada 2020, pertumbuhan sektor pariwisata terkendala dengan adanya covid-19. Oleh sebab itu, penangan covid-19 telah menjadi prioritas di tahun 2020 dan akan tetap menjadi prioritas di tahun 2021," ujarnya.
Mengakhiri tahun 2020, perekonomian Bali diyakini akan terus membaik. Hal ini didukung dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang tercermin dari peningkatan indeks penjualan eceran dan indeks keyakinan konsumen di akhir triwulan IV. "Hal ini sekaligus mencerminkan adanya sikap optimisme masyarakat terhadap perekonomian Bali," jelasnya.
Terkait inflasi, bahwa November 2020, Bali mengalami inflasi sebesar 0,81% (yoy), jauh lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 1,59% (yoy). Rendahnya tekanan inflasi ini merupakan dampak dari COVID-19 yang menyebabkan permintaan melemah. "Tekanan inflasi yang rendah juga tidak terlepas dari penurunan aktivitas ekonomi sebagai konsekuensi dari pembatasan sosial," sebutnya.
Kinerja kredit melambat hingga hanya tumbuh 1,40% secara tahunan. Penurunan terbesar terjadi pada jenis kredit modal kerja berkaitan dengan terhentinya berbagai lapangan usaha, utamanya LU akmamin. Meskipun demikian, Non Performing Loan masih dalam ambang batas terkendali pada level 2,64%, antara lain sebagai hasil dari program restrukturisasi kredit, yang merupakan salah satu program PEN pemerintah untuk menjaga kesehatan perbankan serta membantu pelaku usaha yang terdampak oleh pembatasan kegiatan untuk mengurangi penyebaran covid-19.
Sembari Dia menambahkan, dalam jangka pendek, pemulihan perekonomian Bali ke depan berarti pemulihan sektor pariwisata. Ini sangat tergantung dari kedatangan wisatawan ke Bali, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan vaksin covid-19, level of confidence to travel, kebijakan perlintasan orang baik domestik maupun internasional serta pemulihan ekonomi global.Sedangkan untuk jangka panjang, terdapat beberapa langkah kebijakan yang dapat dilakukan. Pertama, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru. Covid-19 mengajarkan bahwa Bali perlu melakukan diversifikasi pertumbuhan ekonomi sehingga tidak hanya tergantung kepada sektor pariwisata. Kedua, mendorong quality tourism.
"Perlunya akselerasi pengembangan pariwisata Bali untuk health tourism, cruise tourism, serta MICE. Ketiga, mendorong pembangunan/ pengembangan infrastruktur baik infrastruktur dasar maupun infrastruktur terkait pariwisata," tutupnya.