Moskow, Gatra.com - Pengembang vaksin virus korona Rusia, Sputnik V pada hari Senin mengumumkan penandatanganan perjanjian dengan AstraZeneca, untuk menguji kombinasi suntikan COVID-19 dari produsen obat Inggris dan komponen vaksin yang dibuat di Moskow.
Dikutip The Associated Press, Selasa (22/12), pengembang Sputnik V mengusulkan pendekatan ke AstraZeneca bulan lalu, dan menyarankan pendekatan itu dapat meningkatkan keefektifan vaksin Inggris.
Perusahaan mengumumkan pada 11 Desember mellui sebuah studi untuk menguji kombinasi tersebut, dan pada hari Senin menandatangani nota kerja sama dengan fasilitas penelitian medis yang berbasis di Moskow, yakni Institut Gamaleya, Dana Investasi Langsung Rusia dan pembuat obat Rusia R-Pharm.
Sebelumnya, AstraZeneca mengembangkan vaksinnya bersama dengan Universitas Oxford. Institut Gamaleya mengembangkan Sputnik V, dan Dana Investasi Langsung Rusia mendanai proyek tersebut.
Berbicara di telekonferensi yang menandai penandatanganan nota, Presiden Rusia Vladimir Putin memuji kerja sama antara AstraZeneca dan ilmuwan Rusia, dengan mengatakan hal itu akan memungkinkan untuk mencapai terobosan saat mengerjakan vaksin dan sejumlah obat penting lainnya.
“Uji coba diharapkan akan dimulai dalam waktu terdekat," kata kepala Dana Investasi Langsung Rusia, Kirill Dmitriev.
Rusia telah banyak dikritik karena memberikan persetujuan regulasi Sputnik V pada Agustus setelah vaksin itu hanya diuji pada beberapa orang saja. Bulan ini, otoritas Rusia memulai vaksinasi massal dengan vaksin Sputnik V, meskipun masih menjalani studi lanjutan pada puluhan ribu orang yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Pengembang vaksin mengatakan bahwa data penelitian menunjukkan vaksin itu 91% efektif, kesimpulan berdasarkan 78 infeksi di antara hampir 23.000 peserta.
Itu kasus yang jauh lebih sedikit daripada yang dikumpulkan pembuat obat Barat selama pengujian akhir, sebelum menganalisis kemanjuran kandidat mereka, dan demografi penting serta detail lain dari penelitian tersebut yang belum dirilis.
Hasil studi terbaru tentang vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan sekitar 70% efektif.
Pejabat kesehatan di seluruh dunia berharap dapat mengandalkan vaksin Inggris karena biayanya yang relatif rendah, ketersediaan dan kemudahan penggunaan. Namun, masih ada pertanyaan tentang seberapa baik hal itu dapat membantu melindungi mereka yang berusia di atas 55 tahun, yang jadi perhatian utama mengingat orang yang lebih tua lebih rentan terhadap COVID-19.