Pekanbaru, Gatra.com - PT Hutama Karya selaku pengelola tol Pekanbaru-Dumai, belum bisa memantau mobilitas Gajah secara sempurna. Kepada Gatra.com, Kepala Cabang Tol Pekanbaru-Dumai, Indrayana, menyebut hal itu terjadi lantaran belum rampungnya instalasi CCTV.
Untuk diketahui, bentangan tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer dibekali terowongan pelintasan Gajah. Keberadaan fasilitas tersebut ditujukan agar proyek tol tidak menutup ruang jelajah Gajah.
Untuk memudahkan pemantauan kawanan Gajah, Hutama Karya berencana memasang CCTV. "Belum bisa konek CCTV nya," sebutnya singkat, Senin (21/12).
Indra merinci jumlah instalasi CCTV disekitaran terowongan pelintasan Gajah bakal berjumlah 12 unit.
Secara teknis terowongan Gajah disiapkan dengan bentang 25 hingga 45 meter dan tinggi 5,1 meter. Terowongan ini secara jumlah berlokasi di Seksi IV Kandis Utara-Duri,dimana terdapat Kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja dan Siak Kecil.
Dikawasan tersebut diperkirakan terdapat lebih kurang 50 ekor Gajah Sumatra, yang ruang jelajahnya berada di dua kawasan Margasatwa.
Adapun tol Pekanbaru-Dumai memiliki enam fasilitas pelintasan Gajah. Dari jumlah tersebut lima pelintasan berada dekat Suaka Margasatwa Balairaja (Seksi IV) , sedangkan satu pelintasan berlokasi di sekitar Sungai Tekuana (Seksi II) . Pelintasan Gajah di Sungai Tekuana berdekatan dengan Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak.
Indrayana melanjutkan, saat ini pihaknya sedang memproses pemasangan CCTV agar dapat beroperasi secara sempurna.
Perihal pelintasan Gajah di tol Pekanbaru-Dumai, fasilitas tersebut merupakan cara Hutama Karya menunjukan keberpihakan pada pembangunan ramah lingkungan hidup.
Adapun jalan tol Pekanbaru-Dumai disahkan Presiden Jokowi pada September 2020. Jalan tol tersebut merupakan rangkaian proyek tol Trans Sumatera yang menghubungkan Aceh-Bandar Lampung.