Pekanbaru, Gatra.com - Meski gelaran pilkada 2020 telah rampung, cerita menarik masih menyeruak di hajatan tersebut. Di Kabupaten Bengkalis misalnya, pasangan calon kepala daerah (cakada) dengan perolehan sumbangan dana kampanye terbanyak, Abi Bahrun-Herman, kalah atau keok oleh pasangan Kasmarni-Bagus.
Berdasarkan laporan penerimaan sumbangan dana kampanye (LPSDK) lansiran KPU, Abi Bahrun-Herman, meraup dana kampanye sebesar Rp2,7 miliar. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan calon lainya. Sebagai perbandingan, Kasmarni-Bagus hanya sanggup memperoleh sumbangan dana kampanye sebesar Rp802 juta.
Pengamat politik dari Universitas Islam Riau, Panca Setyo Prihatin, Kepada Gatra.com, menyebut kekalahan Abi Bahrun-Herman merupakan contoh bahwa keunggulan modal kapital tak menjamin kemenangan.
Pada kasus tersebut Panca menilai, keunggulan finansial Abi Bahrun-Herman, tidak bisa menututupi modal lainya, khususnya modal sosial.
"Jika angka itu yang menjadi rujukan, maka hasil Pilkada Bengkalis menunjukan unggul modal kapital belum tentu berujung kemenangan, karena faktanya, Kasmarni-Bagus Santoso selaku pemenang, modal kapitalnya tidak sebanyak Abi Bahrun-Herman," ujarnya pada Senin (21/12).
Panca mengamini bahwa kemampuan modal kapital para cakada baru dapat diketahui seutuhnya, setelah KPU merilis laporan penerimaan dan penggunaan dana kampanye (LPPDK). Namun, kata Panca, berdasarkan dokumen LPSDK, Abi Bahrun-Herman bukan pasangan yang tak berkecukupan.
Ia menambahkan, kekalahan Abi Bahrun-Herman bisa saja disebabkan oleh bias modal sosial. Menurutnya, untuk mengetahui kemampuan modal sosial cakada, dapat diketahui pada tahap penjaringan bakal calon kepala daerah.
"Pada tahap penjaringan internal oleh partai politik, popularitas dan elektabilitas telah diukur melalui survei. Problemnya, hasil survei cenderung jadi kosumsi internal partai politik, alih-alih disebarkan ke publik. Padahal, jika disebarkan ke publik, cakada dengan popularitas kurang, bisa memperbaiki diri jelang survei tahap berikutnya, atau undur diri jauh-jauh hari," katanya.
Panca melanjutkan, jika hasil survei hanya menjadi kosumsi internal partai, maka sangat rentan aspek rasional terpinggirkan oleh subjektivitas pengurus.
"Problem ini bukan sebatas terjadi di level pengurus daerah, tapi juga pengurus parpol di level pusat," ujarnya.
Berdasarkan rekapitulasi penghitungan suara KPU Kabupaten Bengkalis, pasangan Abi Bahrun-Herman meraih 64.276 suara. Sedangkan Kasmarni-Bagus Santoso mendulang 91.291 suara. Abi Bahrun-Herman merupakan cakada yang diusung PKS-PPP, sementara Kasmarni-Bagus Santoso diusung PAN, NasDem, Demokrat, PBB.