Jakarta, Gatra.com – Pengembang Utama Tk II Tik Divtik Polri, Brigjen (Pol) Yehu Wangsajaya, mengatakan, Korps Bhayangkara atau Kepolisian Republik Indonesia tengah mengembangkan berbagai layanan Artificial Intellegence (AI) berbasis Internet of Thing (IoT).
Yehu di Jakarta, Senin (21/12), menyampaikan, pemanfaatan layanan berbasis IoT dan AI di era society 5.0 merupakan keniscayaan untuk meningkatkan pelayanan Polri kepada masyarakat serta kepolisian yang lebih profesional, modern, dan terpercaya
"Visi polisi akan mengubah pemolisiannya dengan digital. Kita [Polri] sedang membangun itu semua serta mengembangkan setiap layanan polisi dengan menggunakan AI," ujarnya.
Jenderal bintang satu ini mengatakan pernyataan tersebut saat memberikan orasi ilmiah dalam acara pengukukuhannya sebagai anggota kehormatan Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) pada seminar nasional daring IAII Jakarta.
Society 5.0, lanjut Yehu, AI akan mengolah big data yang dapat meningkatkan kemampuan manusia untuk tujuan-tujuan yang bersifat humanis di era manusia menggunakan teknologi dalam hampir seluruh aktivitasnya.
"Kita akan memasuki era semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Impian saya, kita [Polri] harus punya Robo Cop [Robot Polisi] untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menerima laporan-laporan yang akan melayani masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 8 Juli kemarin menyampaikan bahwa Covid-19 telah mengakselerasi dunia untuk mempercepat penerapan otomatisasi, pengembangan AI, dan konsep big data. Presiden ingin para perwira TNI-Polri masa depan bisa bekerja dengan cara tidak standar dan bekerja lebih cepat dibandingkan pihak lain.
Presiden mengungkapkan bahwa penerapan otomatisasi, AI, dan big data mengalami percepatan dan semakin dipercepat oleh terjadinya pandemi Covid-19. Selain itu, isu keamanan yang dihadapi kepolisian juga meningkatkan tantangan karena penggunaan teknologi siber.
Adapu society 5.0 merupakan konsep yang dirumuskan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan dikemukakan di ajang CeBIT, Hannover di Kota Hannover, Jerman, pada tahun 2017 lalu.
Abe menyebut bahwa konsep tersebut dapat membantu Jepang menangani berbagai permasalahan, yang kemudian konsep ini diresmikan pada Januari 2019. Society 5.0 diharapkan dapat menciptakan nilai baru dan menyelesaikan permasalahan sosial melalui berbagai teknologi canggih.