Yogyakarta, Gatra.com - Ikon Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Tugu Pal Putih atau yang dikenal sebagai Tugu Yogyakarta, kini makin cantik karena bebas dari kabel-kabel melintang. Proyek tersebut dan pembangunan pasar digital menelan Rp11,5 miliar dari Dana Keistimewaan (danais) DIY.
Dua proyek itu bagian dari empat proyek pembangunan terbaru di Kota Yogyakarta yang diresmikan secara daring oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dari kantor Pemda DIY, Kepatihan, Jumat (18/12).
Haryadi menyampaikan empat proyek itu adalah penataan Tugu Yogyakarta dan revitalisasi di Pasar Prawirotaman, jalur pedestrian di Jalan Sudirman, dan jalur pedestrian di Jalan KH Ahmad Dahlan.
Ia menjelaskan pembangunan di simpang Tugu mencakup area 50 meter persegi. Kabel-kabel yang melintang di atas Tugu Yogyakarta telah hilang karena diganti pemasangannya melalui ducting atau kanal khusus untuk kabel fiber optik dan PLN sepanjang 270 meter.
Di laman resminya, Pemkot Yogyakarta menyebut dana penataan Tugu bersumber dari danais yang diatur di UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY. Tahun ini, danais yang diterima DIY Rp1,3 triliun.
“Desainnya sejak tiga tahun lalu, masuk pemda 2 tahun. Ini bagian penataan tersulit di Kota Yogyakarta karena tidak mudah menyatukan kabel atas dan di bawah. Ini untuk mendukung Tugu sebagai ikon Kota Yogyakarta. Penataaan ini nilai totalnya Rp9,5 miliar,” ujar Haryadi.
Haryadi mengingatkan wisatawan untuk menjaga kawasan Tugu Yogyakarta, seperti tak duduk-duduk di bola-bola yang melingkari Tugu. “Keliru kalau masyarakat foto dan duduk di kapstone yang melingkari tugu. Itu bukan tempat duduk, apalagi berdiri untuk selfie,” kata dia.
Selain Tugu, Pemerintah Kota Yogyakarta juga menata trotoar di Jalan Sudirman dengan dana sekitar Rp11 miliar dan Jalan KH Ahmad Dahlan Rp7 miliar. “Ini juga dengan pembuatan ducting dan lantai traso. Kami bekerjasama dengan (lembaga keistimewaan DIY) Paniradya dan Gubernur. Terima kasih atas support-nya,” kata Haryadi.
Adapun Pasar Prawirotaman dibangun kembali dengan dana APBN senilai Rp67,7 miliar untuk tiga lantainya. Sedangkan lantai empat sebagai bagian teratas pasar menjadi tempat coworking space, startup, dan layanan transaksi digital. Pemkot Yogyakarta menyebut pembangunan lantai empat ini dari danais Rp2 miliar. “Ini pasar tradisional milenial,” ujarnya.
Gubernur DIY menyatakan Tugu Yogyakarta merupakan cagar budaya sekaligus tetenger DIY. Penataan Tugu tersebut selaras dengan penataan sejumlah lokasi di Yogyakarta.
"Semua perencaaan itu, termasuk di Alun-alun Utara, Malioboro, dan Stasiun Tugu memang dimaksudkan untuk memperkuat tatanan fisik sebagai derivasi tangible konsep sumbu filosofi,” kata dia.
Sumbu filosofi adalah garis imajiner yang membentang dari selatan ke utara DIY mulai pantai selatan, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, hingga lurus ke Gunung Merapi.
Garis ini mengandung falsafah tentang keselarasan manusia, alam, dan Tuhan. “Penataan ini kelanjutan untuk memperkuat usulan Yogyakarta sebagai kota filosofi ke Unesco,” kata Raja Keraton Yogyakarta tersebut.