Home Kebencanaan Penyelam Peneliti Hiu Hilang, SAR Menghentikan Pencarian

Penyelam Peneliti Hiu Hilang, SAR Menghentikan Pencarian

Karangasem,Gatra.com- Pencarian terhadap penyelam yang hilang di Perairan Gili Tepekong, Kabupaten Karangasem, Bali akhirnya dihentikan, Jumat (18/12). Operasi SAR yang telah dilaksanakan oleh tim SAR gabungan selama 7 hari dan tidak membuahkan hasil. Meskipun pengerahan SRU laut, darat dan udara juga sudah dioptimalkan, tetapi tidak juga terlihat tanda-tanda keberadaan korban.

Sejak pagi tadi tim SAR gabungan memulai pencarian menggunakan 2 unit Rigid Inflatable Boat (RIB) dan 1 unit rubber boat. Sementara itu SRU darat menyisir sepanjang Pantai Jasri arah selatan dan utara.

Dalam penutupan operasi SAR, Pihak Basarnas Bali diwakilkan Kepala Seksi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan, Anak Agung Alit. Pertemuan dengan pihak keluarga, disampaikan bahwa pencarian tidak memungkinkan untuk dilanjutkan kembali, namun bisa dibuka kembali jika ditemukan tanda-tanda keberadan korban. "Kami tetap meyakini sesuai prosedur yang kami miliki atau protap di kantor kami," sebutnya.

Dari pihak keluarga pun menerima apa yang telah menjadi kesepakatan bersama. Di kesempatan tersebut, mereka mengutarakan apresiasi terhadap tim SAR gabungan dan mengucapkan terimakasih. Menurutnya upaya sekale niskale telah ditempuh dan mereka melihat sendiri bagaimana tim SAR bekerja selama 7 hari.

Adapun diberitakan sebelumnya seorang penyelam dilaporkan hilang pada hari Sabtu (12/12) di Perairan Gili Tapekong, Kabupaten Karangasem, Bali. Korban atas nama I Gede Surya Risuana (26), saat itu tergabung bersama dalam rombongan tim Peneliti Pola Gerak Hiu. "Tujuan kegiatan tersebut untuk monitoring alat penerima sinyal (receiver) di kedalaman 26-32 meter," ucapnya.

Adapun unsur SAR terlibat selama operasi SAR mulai dari, Pos SAR (10 orang), Dit Samapta Polda Bali (6 orang), Dit Polair Polda Bali Pos Padangbai (4 orang), TNI AL Pos Candidasa (1 orang), Polair Polres Karangasem (4 orang), SPKKL Bakamla Bali (6 Orang), Balawista (3 orang), World Wide Fund For Nature (6 Orang), pihak keluarga korban dan masyarakat setempat.

283