Sleman, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mendesak Satgas Covid-19 dan pemerintah daerah memiliki laboratorium mobile untuk memudahkan tes Covid-19.
Hal ini disampaikan Menristek saat peluncuran Mobile Laboratory Bio Safety Level (BSL) 2 karya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (18/12).
"Meningkatnya angka penderita Covid-19 dikarenakan sedikitnya testing yang dilakukan pada warga yang terinfeksi. Tanpa testing, mereka yang terinfeksi bebas bergerak dan terjadilah penyebaran," kata Bambang.
Bambang menyatakan pembangunan laboratorium tes membutuhkan banyak waktu dan tenaga kerja. Apalagi kondisi geografi Indonesia yang luas dan daerahnya menyebar. Akhirnya mobile lab menjadi jawaban untuk mengisi kebutuhan tes di berbagai daerah yang kekurangan laboratorium.
"Mobile lab BSL-2 varian bus ini merupakan pengembangan dari versi pertama BSL-2 varian kontainer. Versi pertama, meski bisa bergerak, karena ukuran yang besar akhirnya kurang taktikal. Berbeda dengan varian bus ini," katanya.
Dengan kapasitas tes 500 spesimen per hari, mobile lab BSL-2 tipe bus ini lebih mudah dipindah ke daerah dengan peningkatan kasus Covid-19. Dibanding mobile lab ukuran kecil, bus laboratorium ini lebih aman dari kontaminasi spesimen Covid-19. Pemda pun didorong memiliki minimal satu unit lab ini.
"Perlu keberpihakan dari satgas dan pemda yang bisa di-remote ke daerah-daerah yang memiliki peningkatan penderita Covid-19. Mobil ini sudah lengkap dengan adanya mesin ekstraksi RNA dan PCR," kata Bambang.
Bambang pun menjelaskan perkembangan vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan di tiga lembaga yaitu Eijkman, Universitas Indonesia, dan Universitas Airlangga.
Bibit vaksin ini bakal diserahkan ke pemerintah melalui Bio Farma pada triwulan pertama tahun depan. Setelah itu, selama setahun pemerintah akan melakukan uji klinis dan diharapkan vaksin siap edar pada akhir 2021.
Kepala BPPT Hammam Riza menyebut mobile BSL-2 dikembangkan sejak awal Maret lalu. Varian bus adalah varian ketiga setelah kontainer dan trailer. Varian bus memiliki kelebihan berupa sistem catu daya dan pengoperasian yang terintegrasi dalam satu platform.
"Roadshow mobile BSL-2 dari Jakarta- DIY-Jombang-Bali hingga 30 Desember sebagai upaya promosi agar pemda memprioritaskan pengadaan untuk penanggulangan Covid-19," katanya.
Mobile lab BSL-2 hanya dibuat dalam waktu 26 hari karena BPPT telah memiliki sarana dan perangkat lengkap. Riza mengatakan saat ini Satgas Penanggulangan Covid-19 RI telah memesan dua unit untuk Maluku dan Papua Barat.