Home Ekonomi Terangi Kawasan Timur, PLN Raih Dana US$910 Juta ADB dan KfW

Terangi Kawasan Timur, PLN Raih Dana US$910 Juta ADB dan KfW

Jakarta, Gatra.com– PLN raih dukungan dana bernilai total US$910 Juta dari Asian Development Bank (ADB) dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW). Dana ini akan digunakan untuk fokus pada investasi kelistrikan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

“Dukungan ini menjadi penting mengingat Kawasan Timur Indonesia tentu membutuhkan biaya yang cukup besar. Sementara masyarakat tentu membutuhkan layanan listrik yang berkualitas," kata Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman dalam keterangan tertulis diterima Gatra.com, Jumat (18/12).

Luky menyebut, jaminan pemerintah kepada kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. "Melalui dukungan ini, diharapkan juga dapat mendorong roda perekonomian di Kawasan Timur Indonesia,” katanya.

Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly menambahkan, program investasi ini untuk penyambungan pelanggan baru maupun peningkatan layanan kepada para pelanggan eksisting di Kawasan Timur Indonesia. Yakni dalam rangka peningkatan rasio elektrifikasi nasional, khususnya di Kawasan Timur Indonesia.

Dimana dukungan pendanaan ADB sebesar US$600 juta untuk pendanaan program investasi kelistrikan di Regional Kalimantan, Maluku dan Papua. Sedangkan sebesar US$310 juta dari KfW untuk program investasi kelistrikan khususnya distribusi ke pelanggan di Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Investasi ini juga akan digunakan untuk pengembangan Listrik Pedesaan (lisdes) dan pengembangan sistem kecil yang tersebar (daerah isolated). Selain itu, PLN dan pemerintah juga akan melistriki desa-desa 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) di Kawasan Timur Indonesia.

“Dengan adanya Jaminan Pemerintah melalui PT PII (PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia), PLN dapat memperoleh dukungan dana yang cukup, tenor yang panjang dan cost of fund kompetitif sehingga mampu menjaga biaya pokok penyediaan agar tetap efisien,” pungkas Shintya.

153