Home Kesehatan Tumbuh Kembang Anak Bergantung Asah, Asih, Asuh

Tumbuh Kembang Anak Bergantung Asah, Asih, Asuh

Jakarta, Gatra.com- Sebanyak 70-80% perkembangan massa otak anak terjadi pada 1000 HPK yang dimulai sejak anak masih dalam kandungan. "Perkembangan anak tergantung tiga major faktor, yakni asuh, asah dan asih," kata Dokter Anak dari Klinik Kecil, dr. Miza Afrizal, BMedSc, SpA, MKes dalam diskusi virtual yang diadakan Zwitsal, Kamis (17/12).

Miza menyebut, faktor "Asuh" dimulai sejak dari masa kandungan, yakni bagaimana nutrisi saat kehamilan. Hingga berlanjut inisiasi menyusui dini, mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, sampai fase Makanan Pendamping ASI.

Yang kedua, lanjut Miza adalah faktor "Asih" yang dalam hal ini kebutuhan kasih sayang anak. Terakhir adalah "Asah" bagaimana stimulasi untuk perkembangan anak yang berbeda masing-masing.

"Setiap anak beda. Sekarang ini jadi ajang lomba, bagaimana anak segini sudah begini dan lomba pintar anak. Stimulasi anak enggak bisa gt," ungkap Miza.

Dokter Anak dari Klinik Kecil, dr. Miza Afrizal, BMedSc, SpA, MKes dalam diskusi virtual yang diadakan Zwitsal, Kamis (17/12) (Dok Zwitsal)

Sebab, sifat anak itu sesuai rentangan usia. Misal bisa duduk saat rentang usua 4 bulan sampai 7 bulan. Ini bukan artinya yang terlambat itu kurang pintar atau tidak normal.

"Stimulasi harus sesuai anak. Jangan memaksakan anak," ujar Miza. Hal lain yang juga penting dalam menentukan keberhasilan 1000 HPK adalah bonding orang tua dan anak sejak masih dalam kandungan.

“Tidak hanya bermanfaat untuk tumbuh kembang, bonding yang kuat juga diperlukan bayi untuk membuatnya tenang saat menghadapi lingkungan baru di luar kandungan,” tuturnya.

Digital Content Creator, Acha Sinaga yang juga Ibu dari satu orang anak termasuk yang gigih dalam mencari informasi untuk mengoptimalkan 1000 HPK. “Tantangan yang dihadapi kala itu adalah munculnya berbagai opini baru tentang cara yang benar dalam mengasuh anak yang mempengaruhi sisi emosional saya sehingga semakin sulit untuk menyerap informasi penting 1000 HPK,” jelasnya.

Dengan demikian, pendampingan psikoedukasi merupakan edukasi dapat meningkatkan pemahaman secara holistik, karena tidak saja memperhatikan tumbuh kembang anak, tetapi juga kesehatan mental dan psikologis para Ibu.

Digital Content Creator, Acha Sinaga (atas) dan Psikolog Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani, M.Psi. (bawah) (Dok Zwitsal)

Psikolog Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani, M.Psi., mengatakan dalam menjalani 1000 HPK, Ibu dihadapkan dengan berbagai macam tantangan. Seperti perubahan fisik hormon dan emosional.

Juga tuntutan lingkungan terdekat akan konsep parenting hingga derasnya berbagai informasi yang perlu disaring sesuai kebutuhan diri.

“Penting bagi Ibu untuk menjaga kesehatan mentalnya melalui psikoedukasi parenting dalam mengasuh si kecil. Agar kualitas bonding antara Ibu dan anak menjadi optimal selama 1000 HPK,” pungkas Nadya.

1164