Pekanbaru, Gatra.com - Tiga lelaki itu nampak sumringah setelah menengok bibit kelapa sawit di lahan seluas 50 hektar di kawasan Desa Kebun Lado Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Senin sore pekan lalu.
Mereka adalah perwakilan 10 Koperasi Unit Desa (KUD) eks plasma PT. Wana Sari Nusantara; Sarimin adalah Ketua KUD Makmur, Haryono Ketua KUD Karya Agung dan Oberlin Manurung, pengurus KUD Tupan Tri Bakti.
Kebetulan semua KUD ini bakal menjalani program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Dibilang begitu lantaran BPDPKS memberikan bantuan kepada para petani ini Rp25 juta perhektar. Ada juga yang kebagian Rp30 juta perhektar. Nilai segitu didapat jika usulan PSR dilakukan setelah bulan Juni lalu.
Hanya saja, dari 8.800 hektar total lahan petani KUD ini, baru 6.600 hektar yang mengajukan PSR, sisanya bakal menyusul. Nah, untuk bibit ke lahan yang bakal di-PSR tadi, KUD menjalin kesepahaman dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Oleh kesepahaman itulah makanya lokasi pembibitan tadi hadir.
Selain biar dekat mengantarkan bibit ke lokasi PSR, petani juga ingin sering menengok perkembangan bibit itu, hitung-hitung sambil belajar jugalah dari para ahli di PPKS itu. "Kalau jaraknya dekat, ini mengurangi resiko pertukaran bibit di lapangan," kata Oberlin kepada Gatra.com.
Senin pekan depan kata lelaki 55 tahun ini, satu dari KUD tadi --- Pratama Jaya Desa Sungai Kuning --- sudah menggelar penanaman perdana. "Ada sekitar 700 hektar lahan yang bakal di tanam," terang ayah 4 anak ini.
Sekretaris Forum Komunikasi KUD --- gabungan 10 KUD --- ini, dulu, sekitar tahun '90 mereka adalah warga transmigrasi umum yang didatangkan pemerintah ke sana.
Perusahaan kemudian mengajak mereka menjadi plasma. "Untuk tahap kedua ini kami memilih mandiri saja. Kami ingin naik kelas dan kami sudah mendirikan perusahaan untuk mendirikan pabrik pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)," katanya.
Abdul Aziz