Pagaralam, Gatra.com – Belakangan banyak masyarakat khususnya di Sumsel, yang sedang mengandrungi tanaman hias, khususnya jenis tumbuhan keladi. Nilai estetis dan harga yang fantastis menjadi salah satu alasan masyarakat untuk memburunya.
“Demam” tanaman hias bernama latin genus caladium itu, menjadi peluang yang dimanfaatkan oleh sejumlah warga Kota Pagaralam, untuk mendapat keuntungan dengan memburu jenis-jenis tanaman hias keladi ke lembag dan aliran sungai di lembang Bumi Besemah yang terkenal curam.
Seperti yang dilakukan Asrul (38) warga Desa Karang Dale, Kota Pagaralam, Sumsel. Menurutnya, tanaman hias keladi banyak dicari para kaum hawa (ibu rumah tangga) untuk menghiasi sekeliling rumah. Para IRT ini rela merogeh kocek lebih dalam untuk bisa mengkoleksi kembang keladi dengan jenis-jenis berbeda.
“Selama ini saya memang sudah hobi tanaman hias, tapi jenis bongsai, bukan bunga dan kembang. Karena tanaman hias keladi mulai populer saya mencoba untuk mencari keberuntungan di sini,” ujarnya kepada gatra.com, Kamis (17/12).
Sambung Asrul, di Kota Seribu Air Terjun, merupakan “surganya” tanaman hias jenis keladibahkan ada yang endemik dari Kota Pagaralam.
“Tapi tidak mudah mencari kembang keladi di Pagaralam ini pak. Saya harus turun ke lembah sungai yang curam untuk bisa menemukan kembang keladi ini,” ungkapnya.
Bukan main-main dalam pemburuannya, sebab Asrul harus berjalan kaki hingga setengah hari untuk bisa sampai ke lokasi dengan naik turun jurang dan menyesuri sungai baik Sungai Lematang dan Sungai Selangis.
“Memang kembang keladi ini banyak ditemukan di tepi Sungai. Jadi, mau tidak mau harus turun ke sungai agar bisa menemukan kembang keladi tersebut,” bebernya.
Dari hasil pemburuan kembang keladi ini dirinya mendapatkan jenis yang dinilai cukup unik. Keladi dengan corak mirip seragam militer atau loreng ditemukan di Pagaralam.
“Ini yang menurut saya kembang keladi unik, karena coraknya mirip baju TNI. Coraknya loreng dan jarang terlihat ditanam oleh warga,” imbuhnya.
Dijelaskan Asrul, saat ini dirinya mulai melalukan pengembang biakan kembang keladi ini agar bisa dijual dan mampu menjadi sumber penghasilan.
“Saat ini masih kami jual sekitar Rp50 ribu per pot dengan ukuran 20 centimeter. Dan sudah ada beberapa penjual dari luar Pagaralam yang melirik kembang keladi ini,” tutup dia.
Reporter: Wawan Alamsyah