Jakarta, Gatra.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arieo Pandiko mengatakan penangkapan dua menteri Kabinet Indonesia Maju, Edy Prabowo dan Juliari P Batubara oleh KPK mengurangi tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah.
“Ini adalah waktu yang tepat bagi Presiden Jokowi untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja para bawahannya. Termasuk melakukan reshuffle kabinet,” kata Arieo dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Kamis (17/12).
Ia menilai, beberapa menteri dalam Kabinet Indonesia Maju juga tidak mampu menjalankan tugas dengan baik. Bahkan, kinerja para menteri ini dinilai jauh dari ekspektasi.
“Belum lagi isu menteri yang sedang mempersiapkan diri untuk ikut dalam pertarungan Pilpres 2024 mendatang. Jika presiden tidak melakukan reshuffle, hal ini tentu akan mengganggu jalannya pemerintahan dan tentu masyarakat yang akan merasakan dampaknya,” jelasnya.
Arieo berani menyebut jabatan Menteri BUMN yang dipegang Erick Thohir pantas diganti. Lantaran, ia menilai Erick kurang mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang Menteri BUMN. “Dari beberapa menteri yang pantas untuk diganti, satu yang paling menarik perhatian adalah Erick Thohir,” ujarnya.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo harus memilih sosok yang benar-benar memahami Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk diangkat sebagai seorang menteri. Sehingga, visi-misi Presiden dapat diterjemahkan dan diimplementasikan dalam program-program kementerian.
“Sehingga sejalan dengan cita-cita Indonesia untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu sosok yang saya anggap layak dan sesuai dengan kriteria tersebut adalah Ahmad Basarah,” ucapnya.
Arieo menegaskan, presiden harus segera melakukan reshuffle lantaran untuk mengisi kekosongan jabatan. Selain itu, perombakan posisi menteri yang saat ini dinilai tidak mampu menjalankan amanat dan tanggung jawab yang diberikan presiden juga sangat penting.