Pekanbaru, Gatra.com- Keberadaan faksi-faksi di internal Partai Golkar di Riau turut andil menurunkan capaian Partai Golkar pada 9 pilkada 2020. Kader senior Partai Golkar di Provinsi Riau, Masnur mengatakan, faksi-faksi tersebut membuat Golkar rapuh dari dalam. Dampaknya, mesin partai tidak kompak merespon kerja-kerja politik pemenangan pilkada.
Menurutnya konsolidasi secara serius merupakan jalan satu-satunya untuk menyelamatkan capaian partai pada hajatan politik berikutnya. "Tidak ada jalan selain konsolidasi menyeluruh, dan komitmen menerapkan aturan partai. Karena capaian partai politik dilihat berdasarkan raihan di setiap ajang kontestasi politik," ungkapnya,Rabu (16/12).
Masnur pun berpesan agar Partai Golkar Riau tak menarik kembali kader-kader partai yang membelot. Menurutnya tindakan tersebut dapat memantik suasana tidak kondusif di tubuh partai. "Jangan ada lagi keinginan mengaktifkan kader yang sempat keluar dari partai, sekalipun ia menang di pilkada," sebut mantan fungsionaris DPD I Partai Golkar Riau ini.
Adapun dalam gelaran 9 pilkada serentak di Riau, Partai Golkar hanya berhasil memenangkan 2 pilkada, meliputi Pilkada Kabupaten Kuansing dan Pilkada Kabupaten Indragiri Hulu. Meski begitu sejumlah kader Partai Golkar yang maju dengan partai lain berhasil memenangkan kontestasi. Hal tersebut terjadi di Pilkada Pelalawan, Pilkada Rokan Hilir, dan Pilkada Kabupaten Bengkalis.
Sambung Masnur, kader Golkar yang maju tanpa restu partai, bukan sesuatu yang dibanggakan. Alih-alih memanggil mereka pulang, Masnur menyarankan Golkar menutup pintu untuk kader semacam itu.
Secara terpisah pengamat politik dari Universitas Islam Riau, Panca Setyo Prihatin, menyebut torehan Partai Golkar pada pilkada 2020 di Riau tergolong minor. Oleh sebab itu Partai Beringin harus melakukan evaluasi besar-besaran.
"Karena kita memiliki pembanding dengan kontestasi yang sama namun diwaktu yang berbeda. Saat Partai dibawah Pak Rusli Zainal ,Golkar bisa memenangkan 9 wilayah dari 12 wilayah di Provinsi Riau. Jadi memang harus ada evaluasi kalau ingin menyikapi hajatan politik 2024," katanya.