Surabaya, Gatra.com - Ada kabar bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ditawari menjabat sebagai Menteri Sosial dari sejumlah pihak. Namun, Risma masih enggan menggantikan Juliari Batubara karena sejumlah alasan.
Risma menganggap bahwa jabatan tersebut punya tanggung jawab yang besar. Tidak semua orang mampu menjabat jadi Menteri Sosial. Banyak orang yang sangat bergantung dari kinerja menteri sosial, apalagi saat masa pandemi saat ini.
"Coba berapa orang di Indonesia kini sangat tergantung dari (jabatan) Mensos (Menteri Sosial). Jadi itu kenapa aku nggak berani sama sekali," kata Risma kepada wartawan, Rabu (16/12).
Risma menyebut, tanggung jawab sebagai menteri sosial sangat berhubungan hidup mati rakyat Indonesia. Misalnya, penyaluran bantuan sosial hingga pendataan masyarakat Indonesia yang masuk kategori program keluarga harapan, yang harus akurat.
Wali kota dua periode tersebut mencontohkan repotnya mendata warga Surabaya pada proses penyaluran bantuan sosial. Ia bercerita bahwa ada warga yang belum mendapat bantuan karena pindah alamat tanpa seizin RT dan RW setempat.
"Karena tidak mudah. Misalkan masalah data, kan tidak mudah. Kita mesti cari data clear, yang betul. Kedua data yang mungkin sudah nggak memerlukan lagi karena hidupnya sudah lebih baik," tuturnya.
Karena beban berat tersebut, Risma mengaku bergeming dengan tawaran tersebut. Kecuali, ada keyakinan dalam dirinya sendiri agar menjabat sebagai menteri sosial, selain atas restu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Risma menambahkan, Megawati sendiri hingga saat ini belum memerintahkan apapun. Menurutnya, musim Pilkada serentak masih belum usai. "(Bu Mega belum memberi perintah) belum. Karena memang belum selesai Pilkada," katanya.