Pati, Gatra.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Tjahjo Kumolo mengemukakan, jika setiap bulannya sebanyak puluhan Aparatur Sipil Negara (ASN) terdeteksi terpapar radikalisme dan terorisme.
“Jujur, saya menjadi Menpan-RB itu ngeri-ngeri sedap. Setiap bulan harus teken dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebanyak 70-an ASN. Ada ASN yang dipecat, ada turun jabatan, hingga non job. Itu karena mereka terpapar terorisme,” ujarnya saat memberikan sambutan peresmian Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (16/12).
Ia menegaskan, jika ditemukan ASN yang terpapar paham radikalisme dan terorisme berdasarkan bukti-bukti yang kuat, agar diberikan sanksi yang tegas, hingga pemecatan. “Kalau ASN sudah terpapar terorisme, jangan harap bisa naik jabatan, pecat saja,” jelasnya.
Mengingat, tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini adalah masuknya haluan radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat, yang rawan memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Ini menjadi poin penting, bagaimana upaya kelompok radikal ini untuk memecah belah bangsa dan merenggut NKRI, bahkan hendak mengganti ideologi negara. Ini tidak bisa dibiarkan,” terangnya.
Selain hal tersebut, Indonesia juga dihadapkan dengan tantangan besar lainnya seperti narkoba, korupsi, dan kebencanaan. Khusus untuk korupsi, ia menyoroti area rawan korupsi di tubuh pemerintahan.
“Area rawan korupsi ini diantaranya ada di bagian perencanaan anggaran, hibah dan bansos, pengadaan barang dan jasa, serta jual beli jabatan. Kalau ASN masuk dalam zona rawan korupsi ini, ya sudah siap-siap terkena OTT KPK,” bebernya.