Jakarta, Gatra.com - Di akhir tahun 2020, DCI Indonesia resmi menyelesaikan pembangunan tahap akhir gedung data center JK5 berkapasitas 15 Megawatts (MW) sebagai gedung keempat pada fasilitas data center kampus seluas 8,5 hektar di Cibitung. DCI Indonesia terus melakukan pembangunan gedung data center secara berkelanjutan dan di kuartal pertama tahun 2021, DCI akan mengoperasikan empat (4) gedung data center dengan total kapasitas 37 MW untuk pasar di Indonesia.
Hal tersebut menjadi komitmen nyata DCI sebagai pemimpin data center nasional dalam membangun ekosistem data center lokal terlengkap di Indonesia guna mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Indonesia saat ini sudah memasuki posisi teratas sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet terhitung sebesar 20%, setara dengan 29 juta pengguna baru di dua tahun terakhir.
Menurut riset Google, Temasek dan Bain & Company, nilai pasar dari ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan naik tiga kali lipat menjadi US$309 miliar pada 2025, didorong oleh kebangkitan e-commerce, ride-hailing dan game online.
Untuk mewujudkan potensi bernilai miliaran dolar itu, Indonesia perlu mempercepat pembangunan infrastruktur digital yang baik untuk sektor publik maupun swasta. Ekonomi digital yang sedang melesat ditambah teknologi cloud yang tumbuh secara eksponensial, serta digitalisasi bisnis ditengah Covid-19, telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center hyperscale di Indonesia.
Stabilitas Pusat Data untuk Ekonomi Digital
Pasar colocation data center Indonesia saat ini terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek. Pasar data center Jakarta sudah mulai memasuki fase akselerasi di tahun ini. Pasar tersebut diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MW di akhir tahun 2020 dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3% pada lima tahun ke depan.
Selanjutnya seberapa optimal operator data center di Indonesia untuk memenuhi permintaan saat ekonomi digital semakin berkembang pesat?. Oleh karenanya operator data center di Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan volume data serta memenuhi ekspektasi pasar yang semakin meningkat terhadap pengalaman digital yang seamless.
“Peluang besar ada di depan. Teknologi cloud yang tumbuh secara eksponensial seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi digital menuntut operator data center untuk menyediakan infrastruktur yang siap melayani cloud. Keuntungan ini tidak diragukan lagi akan mendorong permintaan dan pertumbuhan fasilitas hyperscale baru ini di Indonesia. Saat ini, Indonesia sudah memiliki DCI Indonesia untuk memenuhi permintaan dari hyperscalers yang akan masuk ke pasar,” ujar Managing Director Structure Research, Philbert Shih dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Rabu (16/12).
Di kesempatan yang sama, CEO DCI Toto Sugiri menyebutkan DCI Indonesia saat ini menjadi pelopor fasilitas single site hyperscale data center terbesar di Indonesia dengan total kapasitas hingga 200 MW. “Visi jangka panjang kami adalah memberikan layanan data center dengan kualitas terbaik dan standard operational global di kelasnya untuk memperkuat komitmen dan keseriusan kami dalam mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia,” ucap Toto Sugiri.
Diketahui Hyperscale Cloud adalah pendorong utama pertumbuhan di pasar dan menciptakan permintaan dengan kapasitas yang besar untuk data center hyperscale. Pasar colocation data center Jakarta akan segera lepas landas seiring percepatan adopsi Internet di pasar ditambah perusahaan mulai menggunakan berbagai infrastruktur dengan model outsourcing.
Sebagian besar aktivitas tersebut beralih ke platform hyperscale cloud sehingga pasar data center mendapatkan posisi yang paling menguntungkan. Untuk total pasar Jakarta, kapasitas yang akan terbangun pada 2025 diproyeksikan mencapai 198,5MW dengan kapasitas maksimum 236,3 MW.
“Mungkin perlu beberapa waktu lagi bagi negara-negara berkembang Asia Tenggara seperti Indonesia, untuk menjadi dewasa. Namun Indonesia akan menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat untuk data center di Asia Tenggara dengan tingkat pertumbuhan 22 persen per tahun selama lima tahun ke depan,” ujar Philbert Shih.
Porsi pasar colocation data center hyperscale diharapkan tumbuh pada CAGR lima tahun sebesar 43,5% antara tahun 2020-25. Pasar colocation data center hyperscale sendiri akan mencapai sekitar 131,2 MW dari kapasitas yang dibangun pada 2025.
Riset dan tren ini menunjukkan Indonesia sebagai "hotspot" untuk investasi data center skala besar dalam lima tahun ke depan didorong oleh peningkatan adopsi cloud. Masuknya Google, Alibaba, dan AWS ke Indonesia juga menunjukkan bahwa pemain global menyadari Indonesia merupakan pasar yang potensial.
Toto Sugiri menambahkan hingga saat ini, pihaknya terus merasakan permintaan pasar yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia. Untuk memenuhi permintaan, DCI Indonesia telah menambah kapasitas 15 MW dari kapasitas yang saat ini dibangun di Indonesia. “Hal ini memberi kami landasan yang kuat untuk mengembangkan bisnis kami dalam mendukung kesiapan data center Indonesia menghadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang,” pungkasnya.