Bantul, Gatra.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo memprediksi bidang pangan memiliki masa depan cerah Indonesia. Salah satunya adalah budidaya anggur yang kebutuhan dunianya lebih besar dari produksinya.
Hal ini disampaikan Bamsoet saat meresmikan tempat budidaya anggur 'Jogja Anggur' dan mencanangkan pengembangan bibit anggur untuk mengawali riset komunitas Sinau Tani di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Dengan keunggulan Indonesia berupa luasan lahan dan beragamnya varietas tanaman pangan, masa depan Indonesia ada di bisnis pangan. Tidak sekadar kawasan Asia Tenggara, namun juga dunia," katanya, Selasa (15/12).
Ia mencontohkan, Singapura akan menjadi pasar besar karena tidak memiliki lahan pertanian. Indonesia akan menjadi pemasok utama kebutuhan pangan di sana.
Menurutnya, peluang Indonesia di bidang pangan akan semakin terbuka lebar jika petani muda mampu mengembangkan berbagai tanaman pangan dan buah-buahan yang dibutuhkan dunia.
"Pasca-pandemi nanti, dari 7,8 miliar penduduk dunia, produk Indonesia diperkirakan mampu menyasar 4 miliarnya. Peluang inilah yang menjadi dorongan bagi kalangan muda mengoptimalkan lahan tidak produktif ditanami berbagai buah-buah dan sayuran," ujarnya.
Apalagi produk anggur yang menggiurkan seperti dikembangkan di Desa Patalan, Kecamatan Jetis, Bantul, ini. Menurut Bamsoet, kebutuhan anggur dunia saat ini melebihi produksinya yakni 75 metrik ton per tahun. Pasokan anggur pun dikuasai Eropa, Italia, dan Cina.
"Masih ada peluang kita untuk mengisi ceruk pasar itu. Jika di sini mampu mengembangkan 40 varian anggur, kita akan dorong pemuda lainnya untuk bisa mengembangkan sepuluh ribu varian anggur lainnya di Indonesia," katanya.
Bamsoet melihat langkah pendiri Joga Anggur, Arif Wahyudi Yanto, perlu ditiru banyak pemuda di dunia pertanian. Dengan sistem pertanian modern, generasi muda memiliki peluang kembali bekerja di desa dengan "rezeki kota" dan dikenal dunia.
"Pemerintah telah mencanangkan berbagai progam mendorong kalangan muda menjadi petani. Ada desa wisata agro, desa wisata industri, desa wisata digital. Ini sebagai upaya mendorong pemuda dari koita kembali ke desa," ucapnya.
Dalam paparannya, Arif Wahyudi Yanto menyatakan Jogja Anggur dikembangkan pada Maret-September 2019. Saat ini luas lahannya mencapai 2.200 meter persegi dan telah ditanami 499 bibit anggur dari 40 varietas.
"Dengan masa panen setahun tiga kali, satu pohon angggur bisa menghasilkan 20 kilogram buah," katanya.
Ia menjelaskan sistem kerja Jogja Anggur melibatkan banyak petani, koperasi, bank, dan pelaku bisnis anggur di DIY dalam skeman inclusive close loop. Arif ingin perkebunan anggur ini menjadi sentra pangan dan penggerak pemuda desa agar kembali menggiatkan pertanian.