Magelang, Gatra.com - Ratusan pengungsi di Tempat Evakuasi Akhir (TEA), Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pulang ke rumahnya masing-masing. Total ada sebanyak 286 pengungsi dari Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun.
Alasan warga yang perkampungannya berjarak sekitar 4,5 kilometer dari puncak Merapi ini pulang dengan alasan ekonomi. Sebelumnya mereka telah berada di pengungsian sejak Jumat (6/11) sampai dengan Senin (14/12) atau sudah 38 hari.
Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi mengatakan, kepulangan warga ingin membersihkan rumah, mengurus hewan ternak dam berkebun di ladang yang telah lama ditinggalkan. Kepulangan mereka pun disertai dengan surat pernyataan pulang dengan kesadaraan sendiri.
"Kami pulang atas inisiatif sendiri, pertama kita ingin memulihkan perekonomian karena sudah 38 hari kita tinggalkan. Lalu akan memberbaiki dan membersihkan rumah yang sudah ditinggalkan sekian lama. Ketiga untuk mengurusi ladang dan hewan ternak terkait masa depan kami," katanya Senin (14/12).
Diakuinya rasa khawatir itu tetap ada mengingat sampai saat ini status Gunung Merapi masih siaga, namun karena beberapa alasan tersebut mereka memutuskan pulang. Namun apabila nanti terjadi peningkatan atau erupsi mereka siap kembali menuju lokasi pengungsian di Banyurojo.
"Sebenarnya khawatirm dan kita menuruti anjuran pemerintah, tapi pulang karena alasan tadi. Kita orang Merapi pasti tahu karakter Merapi, meski alat lebih tahu daripada kita. Ya, nanti kalau Merapi erupsi kita siap kembali ke TEA Banyurojo sesuai aturan pemerintah," katanya.
Kepala Desa Banyurojo, Iksan Maksum mengatakan bahwa pemerintah desa tidak memfasilitasi kepulangan para pengungsi. Namun apabila nanti ada peningkatan status Merapi mereka siap kembali menampung para pengungsi.
"Mereka pulang ini atas kemauan sendiri, kita dari pemeritah desa tidak memfasilitasi, tetap mempersilakan, tetap disini (TEA) monggo, tetap kita layani, kita fasilitasi sebaik mungkin. Kita sampaikan bahwa kepulangan sementara jika nanti nanti ada kenaikan status dan lain sebagaimana, memang harus segera mengungsi kita juga dengan sukarela menerima kembali," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto mengatakan, pemerintah sudah menjelaskan dan menyampaikan informasi penting tentang kondisi Merapi saat ini. Akan tetapi penanganan bencana membutuhkan kerja sama semua pihak.
"Penanganan bencana itu butuh kerja sama semua pihak, antara pemerintah, dunia usaha, PT, media massa dan masyarakat. Baik masyarakat terdampak maupun masyarakat yang lain. Dalam hal ini pemerintah sudah menjelaskan dan menyampaikan informasi penting tentang kondisi Merapi saat ini. Kemudian fasilitasi pengungsian juga sudah dilakukan. Namun pada perkembangannya karena berbagai keadaan akhirnya masyarakat meminta pulang dengan terlebih dahulu surat pernyataan," katanya.
Perihal Merapi, katanya, tidak ada yang bisa memastikan kapan Merapi meletus. Pihaknya tidak bisa melarang atau memperbolehkan pulang, tapi apa yang dilakukan BPPTKG untuk menyakinkan pilihan terbaik saat ini berada di pengungsian.
"Tidak ada yang bisa memastikan kapan Merapi akan meletus. Fatalistik melarang atau membolehkan mereka pulang upaya telah dilakukan bersama BPPTKG Yogyakarta untuk meyakinkan bahwa pilihan terbaik saat ini adalah berada di pengungsian bagi kelompok rentan," jelasnya.