Karanganyar, Gatra.com - Seluruh obyek wisata di Kabupaten Karanganyar siap menyambut pengunjung di momen liburan akhir tahun. Pengunjung tak perlu merisaukan pengetatan arus keluar masuk Kota Solo di momentum tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Karanganyar, Titis Sri Jawoto menyesalkan statemen Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo perihal pengetatan mobilitas penduduk, khususnya karantina bagi pemudik. Di momentum akhir tahun, hal itu merugikan bisnis pariwisata yang mengandalkan kunjungan mereka. Padahal wisata Soloraya saling berkaitan. Titis menerima informasi sejumlah pesanan kamar hotel dibatalkan akibat rencana itu.
"Statemen tentang lockdown Solo dan karantina pemudik itu sangat berpengaruh di Karanganyar. Booking hotel dibatalkan dan kunjungan ke obyek juga tidak jadi. Itu memang kebijakan dari Pemkot Solo namun sangat berdampak bagi daerah lain," katanya kepada wartawan di Karanganyar, Senin (14/12).
Bagi Karanganyar yang menyediakan aneka wisata dan obyek liburan keluarga, berbagai cara dilakukan supaya para tamu tak membatalkan rencana kunjungannya. Titis mengatakan informasi rute perjalanan ke Karanganyar disiarkan secara daring maupun luring. Ia mencontohkan, menuju Karanganyar tak perlu lewat Solo.
"Jika dari Yogyakarta, langsung masuk pintu Tol di Ngasem. Bayar tolnya sampai Kebakkramat cukup Rp20 ribu. Langsung masuk Karanganyar. Enggak perlu lewat Solo," katanya.
Dari Kebakkramat, perjalanan bermobil bisa menyusuri rute jalan utama Karanganyar-Tawangmangu. Lereng Lawu menawarkan berbagai wisata kuliner, wisata edukasi, wisata religi dan sebagainya. Aplikasi peta di ponsel akan menunjukkan rute destinasi favorit. Selain itu, terpasang papan penunjuk arah di jalan raya.
"Jangan tidak berwisata. Sudah disiapkan secara baik protokol kesehatannya. Ada satgas tingkat kabupaten dan kecamatan yang diperkuat satgas Porokes kesehatan mandiri dari manajemen destinasi wisata," katanya.
Meski tidak membatasi jumlah wisatawan masuk ke Karanganyar, namun dipasang instrumen pembatasan jarak.
"Kita imbau pengelola wisata menaikkan harga tiket masuk. Itu supaya pengunjung berpikir ulang. Sedangkan pemilik obyek tetap mendapat margin sesuai harapan dengan menaati protokol kesehatan," katanya.