Padang, Gatra.com - Isu warga Sumatera Barat (Sumbar) anti-PDI Perjuangan kini terbantahkan. Apalagi, partai moncong putih itu berhasil memenangkan 4 daerah pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020 di Sumbar versi hitung cepat.
Padahal sebelumnya, PDI Perjuangan sempat galau saat diterpa polemik atas ucapan Puan Maharani yang menyinggung hati masyarakat Sumbar. Pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan yang seakan meragukan loyalitas orang Minang terhadap Pancasila itu terjadi beberapa bulan lalu.
Diketahui, dari total 13 daerah yang menggelar Pilkada di Sumbar, PDI Perjuangan ikut serta dalam 9 daerah dan meraih kemenangan di 4 daerah. Adapun daerah yang dimenangkan PDIP tersebut, yakni di Kabupaten Dharmasraya, Pasaman Barat, Padang Pariaman, dan Pasaman.
Pantauan Gatra.com, di Kabupaten Dharmasraya, PDIP mengusung Sutan Riska Tuanku Kerajaan-Dasril Panin Dt Labuan berkoalisi dengan Golkar, Demokrat, Hanura, PKB, dan PPP. Perolehan suara sementara, paslon ini berhasil meraup suara tertinggi, yakni 63,5% atau 60.651 suara.
Lalu di Padang Pariaman, PDIP mengusung Suhatri Bur Dt Putih-Rahmang berkoalisi dengan NasDem dan PAN berhasil unggul dengan perolehan 41,1% atau 54.627 suara. Selanjutnya, di Pasaman, PDIP mengusung Benny Utama-Sabar AS berkoalisi dengan Golkar, PAN, PKS, Demokrat, NasDem, dan PKB.
Berdasarkan hasil perolehan sesuai situs resmi KPU, paslon Benny Utama-Sabar AS berhasil mengantongi 85,7% atau 72.808 suara melawan kotak kosong. Terakhir, di Pasaman Barat, PDIP mengusung Hamsuardi-Risnawanto unggul tipis dengan perolehan suara 30,3% atau 24.427 suara.
Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang, Asrinaldi, menilai bahwa PDIP tidak dibenci oleh masyarakat Sumbar. Selain itu, masyarakat Sumbar juga tidak membenci ideologi PDIP atau partai tertentu, melainkan hanya adanya ketidaksukaan terhadap tokoh yang diusung partai politik.
"Masyarakat akan memilih kader yang diusung PDIP. Masyarakat bukan melihat ideologi partai, tapi figur tokoh. Jika kader PDIP mewakili karakter dan kebutuhan masyarakat Sumbar, pasti dipilih," kata Asrinaldi pada Minggu (13/12).
Menurutnya, jika tokoh yang diusung PDI Perjuangan relevan dengan kebutuhan masyarakat pasti akan dipilih. Selama ini, kader PDI Perjuangan menang dominan ketokohan figure dibanding ideologi partai. Hal tersebut telah dibuktikan beberapa tokoh politik kader PDI Perjuangan di Sumbar.
Dosen Ilmu Politik itu menyebutkan, pada pemilihan legislatif 2024 mendatang, kader PDI Perjuangan berkarakteristik suatu kelompok yang dominan yang mencalonkan diri pasti akan terpilih. Dengan begitu, tokoh atau kader dari PDI Perjuangan harus percaya diri dan memiliki karakteristik.
Asrinaldi mencontohkan, di Dharmasraya dan Pasaman Barat, tokoh PDI Perjuangan bisa terpilih. Bahkan, PDI Perjungan di dua daerah itu sangat kuat, karena banyaknya orang transmigrasi dari Pulau Jawa. Kemudian, di Mentawai, PDI Perjuangan juga sangat kuat karena banyaknya nonmuslim.
"Contohnya, Sutan Riska di Dharmasraya, Agus Susanto di Pasaman Barat bisa terpilih karena banyak orang Jawa. Kalau di Mentawai banyak orang Kristen. Jadi ini soal karakteristik masyarakat dan figur saja," ujarnya.