Surabaya, Gatra.com - Sejak Kamis lalu (10/12), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 46 Kecamatan Karangpilang dan TPS 39 Kecamatan Gubeng. Namun, PSU tersebut tidak membuat khawatir calon wali Kota Surabaya nomor urut 1, Eri Cahyadi dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai pengusung.
Plt DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surabaya, Yusuf Lakaseng, menyiratkan optimisme keunggulan perolehan suara untuk kubu Eri. Menurutnya, hasil PSU tidak akan menciptakan perbedaan perolehan suara yang signifikan.
"Kami serahkan kepada penyelenggara. Tapi, enggak akan memengaruhi hasil [perolehan suara]. Karena bedanya jauh. Sudah dua digit," kata Yusuf kepada Gatra.com di Surabaya, Minggu (13/12).
Terkait digelarnya PSU di dua TPS tersebut, Yusuf menampik adanya dugaan tindak kecurangan. Hingga kini, ia belum menerima adanya dugaan tersebut dari para saksi yang siaga di dua TPS yang menggelar PSU itu.
Begitu pula dengan Eri. Ia mengaku PSU terebut hanya dilakukan di dua TPS dan disebabkan oleh kesalahan teknis dari pihak KPPS dan administrasi terkait daftar pemilih tetap. Untuk itu, ia menyatakan masih optimistis dengan keunggulan jumlah perolehan suara.
"Wong cuma beberapa TPS saja kok. Ada dua TPS saja kan. Satu TPS, hanya sekitar tiga ratusan suara. Itu hasilnya [kubu Eri] dapat 92 dan [kubu calon wali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin] dapat 33," kata Eri.
Karena memang sudah unggul perolehan suara dan yakin akan segera menjabat sebagai wali Kota Surabaya, tugas Eri, selanjutnya adalah bekerja merealisasikan janji kampanye.
Mantan Bappeko Surabaya itu mengimbau kepada masyarakat agar tidak ada lagi kubu nomor 1 dan 2. Ai menyatakan, akan bekerja dengan melibatkan seluruh warga Surabaya.
"Maka tidak ada perbedaan lagi pasangan calon nomor urut satu atau dua. Saya semua adalah warga Surabaya. Tidak ada kubu Eri tidak ada kubu Machfud Arifin (MA)," ujarnya.
Terkait program kerja yang akan dimulai, Eri menyatakan, akan menggerakkan roda perekonomian di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Ia memandang bahwa pergerakan roda perekonomian pada sektor UMKM, apalagi di tengah masa pandemi seperti ini, akan menciptakan banyak kesempatan kerja.
Selain itu, ia juga akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan, terutama bagi warga Surabaya berusia lanjut. "Bagaimana kami dapat menggerakkan ekonomi melalui UMKM dan ketenagakerjaan," katanya.