Pekanbaru, Gatra.com - Dua partai besar PDI Perjuangan dan Partai Golkar, belum sanggup memenuhi ekspetasi pada 9 pilkada serentak 2020 di Riau.
Awalnya kedua partai tersebut menargetkan kemenangan di lima Pilkada di Riau.
Data yang dihimpun Gatra.com pada Kamis pagi (10/12), hitungan sementara lansiran KPU RI menunjukan Partai Golkar hanya berpeluang menang di 2 pilkada, meliputi: pilkada Kabupaten Kuansing dan pilkada Kabupaten Indragiri Hulu.
Di Kuansing, Partai Golkar memiliki peluang menang lebih besar melalui pasangan Andi Putra-Suhardiman Amby. Pasangan tersebut meraih 21.147 suara. Capaian itu merupakan raihan suara terbanyak Di Kabupaten Kuansing, meski baru mewakili 30% tempat pemungutan suara (TPS) se-Kuansing.
Sedangkan di Pilkada Indragiri Hulu, Partai Golkar menggantungkan harapan pada pasangan Rezita-Junaidi. Duet tersebut sejauh ini mengumpulkan 6.182 suara, bersaing dengan Rizal Zanzami-Yogi Soesilo.
Adapun PDI Perjuangan, sejauh ini berpeluang menang di tiga wilayah, meliputi Pilkada Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kabupaten Kepulauan Meranti. Meski begitu dari ketiga wilayah tersebut, kader tulen PDI P hanya mampu menang di Pilkada Pelalawan atas nama Zukri Mirsan.
Pada Pilkada Kabupaten Pelalawan, Zukri Mirsan maju bersama Nazarudin. Berdasarkan data situng KPU, Kamis pagi (10/12), Zukri-Nazarudin mendulang 29.774 suara. Raihan suara terbanyak di Kabupaten Pelalawan, dengan jumlah mewakili 44,82 persen tempat pemungutan suara (TPS).
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, menyebut gagalnya partai-partai besar pada pilkada 2020 di Riau dikarenakan kegagapan mesin politik.
"Waktu kampanye yang serba terbatas ini, tentu mengharuskan tim yang solid. Tapi hasil ini memberikan pesan bahwa ada yang kurang optimal di mesin politik. Apalagi jelang tahapan pemungutan suara ada isu-isu nasional yang rentan mempengaruhi reputasi partai. Kondisi yang sebenarnya mengharuskan tim yang solid untuk menangkalnya," katanya.