Surabaya, Gatra.com - Setelah berbulan-bulan libur dan hanya belajar secara online, kini sebagian siswa di Surabaya mendapat kesempatan kembali bersekolah seperti biasa. Kegiatan belajar tatap muka ini baru bersifat uji coba yang akan berlangsung hingga dua minggu kedepan.
Sebanyak 14 SMP yang memulai uji coba tersebut. Hanya, jumlah siswa yang hadir terbatas. Contohnya, SMPN 1 Surabaya, hanya memperbolehkan 18 siswa kelas IX yang datang ke sekolah dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Ini pertama kali anak-anak masuk sekolah. Nah, karena mungkin mereka terlalu lama liburnya, jadi saya ajari yang ringan-ringan dahulu," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat mengajar di SMPN 1 Surabaya, beberapa waktu yang lalu.
Memang bukan pertama kalinya Risma meluangkan waktu mengajar siswa SMP dan SD di sejumlah sekolah. Baginya, yang terpenting adalah membangkitkan kembali semangat belajar para siswa setelah berbulan-bulan "menganggur".
Risma yakin, masa uji coba belajar tatap muka selama dua minggu akan membangkitkan semangat siswa belajar di sekolah seperti semula. Meski, dirinya mengakui ada beberapa siswa yang masih sulit mengubah kebiasaan seperti saat sebelum pandemi Covid-19 di Surabaya.
"Mungkin bisa, selama masa transisi ini. Karena, anak-anak memang haris diajari disiplin. Jadi, ya mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa (tidak ada penularan Covid-19 di sekolah)," kata Risma.
Ditanya apakah siswa lain juga akan mendapat kesempatan belajar tatap muka juga di sekolah, Risma memberi sinyal positif. Hanya, harus ada prosedur yang harus dijalani, yakni tes swab PCR yang dilakukan terhadap sejumlah siswa.
Risma memprediksi bahwa semua siswa SMP dan SD akan mulai belajar di sekolah pada Januari 2021, setelah dipastikan semua siswa negatif Covid-19. Selain itu, wali kota 2 periode itu mengaku hanya tinggal menunggu lampu hijau dari pemerintah pusat saja.
"Jadi kalau tes swab anak-anak ini sudah kelar, mereka bisa masuk (sekolah). Nah, Januari 2021 kalau pemerintah pusat sudah memerintahkan bisa jalan, kita punya experience (pengalaman belajar tatap muka)," jelasnya.
Untuk itu, meski belajar tatap muka nantinya sudah berjalan normal, ia berharap siswa dan guru tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Terutama membiasakan hal itu kepada siswa yang agak kurang peduli dengan protokol kesehatan.
Kepala SMPN 1 Surabaya Akhmad Suharto membenarkan bahwa hanya 18 di kelas IX dari total 405 siswa yang menjalani pembelajaran tatap muka uji coba tersebut. Pembelajaran tatap muka tersebut akan dilakukan secara bergantian setiap hari dengan jam belajar mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
Sedangkan siswa lainnya, juga akan mengikuti pelajaran pada saat yang sama melalui daring. Sehingga, hanya satu kelas yang dibuka dan dilengkapi dengan peralatan komunikasi daring.
"Jadi (pembelajaran tatap muka) tiap hari secara bergantian. Orang tua dan Komite Pendidikan juga mendukung sesuai dengan indikator-indikator yang ditetapkan. Selain itu tetap harus ada surat persetujuan dari wali siswa," kata Suharto.
Menurutnya, hanya 18 siswa yang diperbolehkan belajar di sekolah karena masih ada siswa kelas VIII dan VII yang masih menjalani tes swab PCR. Karenanya, pihaknya berinisiatif memasang sejumlah peralatan komunikasi daring agar para guru tidak mengulang pelajaran dua kali dan memberi kesempatan yang sama bagi siswa yanh masih belajar di rumah.