Home Politik Cak Nun Minta Jokowi-HRS Dialog, JK-Gus Mus Jadi Wali

Cak Nun Minta Jokowi-HRS Dialog, JK-Gus Mus Jadi Wali

Yogyakarta, Gatra.com - Budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun menyarankan Presiden Joko Widodo berdialog dengan Habib Rizieq Syihab (HRS). Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan ulama Musthofa Bisri atau Gus Mus juga disebut-sebut jadi wali dialog tersebut.

"Sambil menunggu Presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam (6) rakyatnya: sekarang saatnya terjadi Dialog 4 mata antara Jokowi dengan Habib Riziq. Di-“wali”-i misalnya oleh Pak Jusuf Kalla dan Gus Mus," demikian tertulis di caknun.com, laman yang dikelola Cak Nun, sejak diunggah pada Senin (7/12) malam.

Sebelumnya ia menyinggung tewasnya enam anggota Front Pembela Islam (FPI). "6 orang rakyat Indonesia mati ditembak. Menurut FPI yang salah Polisi, menurut polisi yang salah FPI. Kita rakyat mendengarkan dan percaya ke yang mana?" ujar budayawan yang tinggal di Yogyakarta ini.

Pada Senin siang, polisi menyatakan enam anggota FPI tewas ditembak karena menyerang polisi di Tol Cikampek, Senin dini hari. Namun hal ini dibantah pihak FPI. "Semua keruhnya permusuhan yang tak habis-habis ini adalah akibat yang tidak diurus sebabnya secara mendasar," ujar Cak Nun.

Menurutnya, kondisi itu karena semua pihak tak bijaksana. "Semua pertengkaran nasional yang tak ada ujungnya ini karena semua pihak tidak mempelajari, mendewasai dan membijaksanai manajemen jarak antara musyawarah menuju mufakat dalam Sila-4 Pancasila," kata dia di tulisan berjudul 'Dialog 4-Mata Jokowi-HRS itu'.

Dialog itu disebut sebagai  momentum untuk menguji apakah bangsa kita punya tokoh dengan jiwa kepemimpinan, berkecerdasan, dan berkebijaksanaan pemimpin. Dialog tak berhenti pada Jokowi dan Rizieq saja. "Bisa disusul dialog-dialog berikutnya antar berbagai kelompok dan stakeholders bangsa ini," katanya.

Cak  Nun menyebut dialog-dialog itu mesti mengedepankan prinsip menang bersama, bukan menang sendiri. "Semua Insyaallah menjadi lerem dan tenang oleh pertemuan itu. Tidak boleh ada yang dipermalukan. Menang tanpo ngasorake. Yang menang NKRI, Persatuan Kesatuan, Bangsa dan Rakyat Indonesia. Win-win Game," sebutnya.

"Kita punya Pancasila, kita pelaku Demokrasi, kita punya warisan wisdom luar biasa dari sejarah masa silam. Kita pastikan apapun yang terlanjur terjadi, pada akhirnya yang menang adalah bangsa dan rakyat Indonesia," pungkas tulisan tersebut.

1005