Semarang, Gatra.com - Kepentingan-kepentingan perempuan di berbagai bidang cenderung terabaikan karena jumlah politisi perempuan yang duduk di parlemen kurang dari 30%. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Kesbangpol Provinsi Jateng Ibnu Kuncoro usai Talk show peran perempuan yang berlangsung di hotel Neo jalan S Parman Semarang, Senin (7/12).
Acara Talk Show yang di gelar dalam rangka hari ibu ke 92 oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan , Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) provinsi Jateng dan Puspa Jateng dengan tema 'Optimalisasi Peran Perempuan Dalam Pembangunan' .
Ibnu mengatakan betapa pentingnya perempuan parlemen karena selama ini, tidak ada yang bisa memperjuangkan perempuan kecuali perempuan itu sendiri yang duduk di parlemen.
"Selama ini ada kelemahan perempuan yang duduk di parlemen hanya diam , tidak aktif untuk memperjuangkan perempuan di parlemen, tidak heran bila kepentingan perempuan terabaikan karena perempuan sendiri tidak mau dan tidak bisa memperjuangkan kepentingannya di Parlemen" kritik Ibnu di hadapan peserta talkshow.
Dia menjelaskan, Ketersediaan 39 persen di parlemen bagi kaum perempuan harus bisa dimanfaatkan oleh perempuan, sehingga dapat membawa visi misi kaum perempuan dalam hal kesehatan kaum hawa.
Calon pemilih perempuan, kata Ibnu Kuncoro ada yang menghendaki memilih sosok perempuan dan ada pula yang memilih visi misi kaum perempuan. Bila itu digabung kaum perempuan yang memimpin akan memiliki karisma yang baik. Ibnu berharap, banyak kaum perempuan yang menjadi sosok pemimpin di parlemen.
Apabila banyak perempuan yang menjadi pucuk pimpinan di parlemen khususnya maka, akan membawa visi misi dalam kepentingan kaum perempuan untuk memperjuangkan ibu-ibu, seperti untuk memperjuangkan kesehatan ibu-ibu dan anak.
"Kita berharap banyak kaum perempuan yang hebat jadi pemimpin di parlemen. Sebab, kaum perempuan memiliki pola pikir yang lebih cermat, teliti dan sabar," kata Ibnu Kuncoro .
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah Dra Retno Sudewi Apt, MSi, MM mengatakan, Peringatan Hari Ibu tiap 22 Desember mempunyai arti dan makna khusus tentang jalan panjang perjuangan perempuan Indonesia dalam mewujudkan peran dan kedudukannya.
Menurut Retno, termasuk peran dalam mengubah nasib bangsa Indonesia, dan peran-peran (kontribusi) saat ini yang diambil perempuan untuk pembangunan bangsa, khususnya pembangunan PPPA.
"PHI Ke-92 Tahun 2020 masih mengambil tema Perempuan Berdaya, Indonesia Maju sebagai tema utama pembangunan PPPA. Perempuan yang berdaya, memiliki daya ungkit yang besar dalam peningkatan kualitas hidup perempuan sehingga harapan terwujudnya SDM yang berkualitas dan berdaya saing dapat segera terealisasi," kata Retno Sudewi
Meskipun dalam suasana pandemi Covid-19, dikatakan Retno Sudewi, rangkaian kegiatan PHI ke-92 Tahun 2020 tetap harus dilakukan lebih kreatif, inovatif, dan kekinian sejalan dengan era digital beserta kecanggihan teknologi informasi,
Retno mengatakan, pembangunan PPPA memprioritaskan pada 5 (lima) isu, yaitu Pertama, peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan. Kedua, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak. Ketiga, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Keempat, penurunan pekerja anak, dan yang Kelima, adalah pencegahan perkawinan anak.
"Oleh karena itu, kami mendorong Ibu/Bapak pengurus dan anggota Forum PUSPA Jawa Tengah sebagai mitra strategis pemerintah untuk terus berjuang menyuarakan suara perempuan dan anak dan memberikan manfaat yang seluas-luasnya untuk pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak," ucapnya.