Palembang, Gatra.com - Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel), mendorong generasi milenial (Gemi) di Bumi Sriwijaya dapat melahirkan perusahaan rintisan atau startup.
Asisten III Pemprov Sumsel, Prof Edward Juliartha mengatakan, kini Indonesia telah memasuki era 5.0 society. Pada era tersebut, akan terjadi pergeseran paradigma. Yang mana manusia, akan tergantung dengan sumber informasi yang dapat diakses secara dalam jaringan (daring) atau online.
“Karena itu, kami memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk mencari peluang membuka usaha digital,” ujar dia di Palembang, Senin (7/12).
Salah satu cara guna melahirkan banyak startup di Sumsel, Pemprov Sumsel, belum lama ini melakuan Inkubator TI. Hal tersebut bertujuan untuk mencari peluang dan menghadapi tantangan ke depan yang diikuti ratusan mahasiswa.
Dijelaskannya, pelatihan tersebut agar generasi milenial dapat memahami bagaimana cara yang benar dalam membangun startup, jejaring, dan pemanfaatan beragam kemajuan teknologi di era digitalisasi seperti saat ini.
“Jadi, para pemuda harus mulai berpikir bagaimana mengubah mindset mengembangkan jati diri masing-masing melalui startup yang akan dibangun,” harap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sumsel, Achmad Rizwan menyebut, semakin maju teknologi, maka tak menutup kemungkinan akan ada lapangan pekerjaan yang hilang. Karena itu, generasi milenial secara tak langsung dituntut untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru lewat startup.
Dari kegiatan pada 2019 lalu, sambung dia, dihasilkan enam prototype yang diciptakan oleh peserta incubator TI tersebut. Mulai dari Aplikasi Payo Laundry, Aplikasi m-Study, Aplikasi e-Raport, Aplikasi Payo Nak Kemano, Aplikasi Smart Class, dan Aplikasi e-Tani.
Ditambahkan dia, dalam bidang teknologi informasi pun sudah banyak yang telah dilaksanakan. Di antaranya, tersedianya program gratis internet desa dan web desa, Aplikasi SIMATA Sumsel, terbentuknya Dewan TIK, hingga inkubator TIK.
“Sampai saat ini internet desa telah terpasang di 51 desa di kabupaten dan kota. Itu sangat bermanfaat, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini di mana para pelajar diharuskan sekolah atau belajar daring dari rumah,” tutup dia.
Reporter: Rio Adi Pratama