Home Politik Beda Pililhan di Pilkada, 3 Keluarga Diusir Pemilik Tanah

Beda Pililhan di Pilkada, 3 Keluarga Diusir Pemilik Tanah

Solok, Gatra.com- Diduga karena berbeda pilihan dalam pasangan calon (Paslon) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), tiga kepala keluarga  diusir dari kontrakan. Mereka dipaksa meninggalkan kontrakan yang terletak di Kandang Aur, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumatera Barat, Sabtu (6/12).
 
Keluarga tersebut hanya diberi waktu dua hari untuk hengkang dari kontrakan tesebut. Jika tidak rumah tersebut akan dibongkar oleh pemilik tanah. "Kami didatangi pemilik bangunan rumah. Ia mengatakan kalau kami tidak pindah dalam dua hari bangunan akan dibongkar oleh pemilik tanah. Alasannya hanya karena beda pilihan (mendukung Paslon). Saya korban politik, hanya karena perbedaan pilihan saja," ujar Misriyanto salah satu warga yang memiliki perbedaan pilihan yang berujung pengusiran.
 
Ia juga menuturkan, selain dia, juga ada dua keluarga yang juga tetangganya ikut diusir karena sama-sama memilih paslon yang sama dengannya. "Ada tawaran dari pemilik kontrakan, kalau saya memilih paslon yang sesuai dengannya (pemilik tanah). Kami tidak diusir," terangnya.
 
"Dari 3 keluarga ini ada yang koordinator relawan, tim relawan paslon. Padahal jatuh tempo kami membayar masih lama. Tetangga saya yang satu lagi aman, tidak diusir karena KTP-nya Kabupaten, jadi aman dia," ucapnya.
 
Dia sudah 3 tahun tinggal di rumah tersebut, tapi tidak ada masalah dengan pemilik tanah. Bahkan ia tidak kenal karena selama ini hanya berurusan dengan si pemilik bangunan dalam menyewa rumah.
 
"Pemilik tanah dan pemilik bangunan berbeda. Jadi pemilik bangunan ini menyewa tanah dan membangun rumah kontrakan. Jadi kami sewa rumah ke pemilik bangunan," katanya.
 
Ia menyampaikan, informasi yang ia dapat ada kasus yang sama juga terjadi Kota Solok di lokasi yang berbeda. Namun, tidak ada yang berani melawan. "Kabarnya bukan di sini saja, ada di tempat lain, tapi orang tidak berani melawan. Berani melawan hanya di sini. Saya memang ngontrak, tapi tak ingin dijajah. Kami bebas menentukan pilihan sesuai dengan perintah undang-undangnya berhak memilih dan dipilih sebagai kebebasan berdemokrasi," tuturnya.
 
Ia mengatakan, kalau dari awal ada komunikasi yang baik memintanya untuk pindah, ia pun ikhlas akan mencari kontrakan lain. Misriyanto mengaku saat ini sudah mendapat bantuan rumah kontrakan lain termasuk untuk dua tetangga. "Alhamdulilah kami ada yang bantu mencarikan rumah yang lain, meski tidak lagi berdekatan atau tetanggaan lagi karena rumah yang kami dapat ini beda-beda lokasi. Yang penting ada rumah, karena mayoritas pekerjaan kami di sini hanya pedagang, ada juga yang serabutan," ucapnya.
 
Menanggapi hal tersebut, Ketua RT setempat Yurizal mengatakan, ada 3 keluarga yang pindah dari rumah di wilayahnya itu. Namun, ia tidak mengetahui secara rinci penyebab keluarga itu pindah. "Yang saya ketahui mereka memang pindah, desas desusnya yang masalah Pilkada," tutupnya.
196

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR