Makassar, Gatra.com – Kasus beredarnya rekaman suara mirip calon wali kota Makassar nomor urut 1 Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) yang menuding mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sebagai dalang dibalik penangkapan Edhy Prabowo atas kasus korupsi, disesalkan juru bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah.
“Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Dany Pomanto, sehingga tega teganya memfitnah seperti itu. Dia seperti tidak punya lagi sopan santun, sipakalebbi, (saling menghargai) sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan,” kata Husein, Sabtu (5/12).
Husein menilai sosok Danny Pomanto yang pernah menjabat wali kota Makassar itu seolah tak memiliki lagi etika dan sopan santun menyerang pribadi orang.
Husain menyinggung soal falsafah Bugis-Makassar terkait adat dan istiadat dalam menghormati orang tua dengan tidak gampang mengumbar fitnah seperti itu, karena secara budaya dan agama tahu resikonya, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.
Menurut Husain pasca Jusuf Kalla tidak lagi menjabat Wakil Presiden, lebih banyak disibukkan dengan aktivitas sosial dan menghindari politik di tanah air.
Sehingga untuk urusan mengusik orang lain termasuk Danny Pomanto, itu menurutnya adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Husain menegaskan bahwa ada konsekwensi hukum yang harus dijalani ketika seseorang tidak dapat membuktikan tuduhannnya kepada orang lain, apalagi tokoh yang dihormati seperti Jusuf Kalla.
Pihak JK bakal melaporkan kasus pencemaran nama baik ini ke pihak berwajib, termasuk ke KPK.
“Danny tentu akan berhadapan dengan hukum. Apalagi melibatkan KPK, sehingga KPK pun perlu mengklarifikasi dan membersihkan dirinya dari tuduhan Danny Pomanto,” katanya.
Husain menilai dalam rekaman yang mirip suara Danny Pomanto tidak hanya menyerang pribadi JK tetapi juga menyeret institusi KPK, penyidik Novel Baswedan, sejumlah nama tokoh nasional seperti ketua umum Gerindra, Prabowo Subianto.
“Dia (Danny) telah mencederai kerja keras KPK. Yang tidak kalah bahayanya, Danny juga telah mengadu domba tokoh tokoh nasional. Yang bisa berdampak buruk terhadap hubungan antar elite yang selama ini berjalan baik,” katanya.
Husain meminta agar KPK memanggil Danny Pomanto untuk mengklarifikasi rekaman fitnahan ucapannya tersebut.
“Semua tahu bahwa Pak JK dan Pak Prabowo Subianto merupakan dua tokoh yang bersahabat. Lalu apa maksud Danny Pomanto mengadu kedua tokoh tersebut,” katanya.
Sebelumnya beredar video disertai rekaman suara diduga mirip suara Danny Pomanto, calon wali kota Makassar urutan nomor 1.
Dalam rekaman itu secara jelas menuding mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, sebagai otak dibalik penangkapan Edhy Prabowo atas kasus korupsi impor benih lobster.
Video berdurasi 1 menit 58 detik itu menyebar luas di media sosial sejak Sabtu hari ini.
Dari rekaman itu, percakapan yang diduga suara Danny Pomanto menyinggung sejumlah tokoh-tokoh besar di negeri ini.
Sebut saja Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK), Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo, penyidik senior KPK Novel Baswedan hingga pentolan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).
Percakapan itu awalnya menyinggung peristiwa tangkap tangan Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, oleh KPK yang dikomandoi Novel Baswedan.
Setelahnya, suara yang diduga Danny Pomanto itu menyimpulkan bahwa penangkapan yang dipimpin Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan JK dan Anies Baswedan.
“Kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap berarti JK (Jusuf Kalla) – Anies Baswedan. Maksudnya kontrolnya di JK,” kata dibalik suara tersebut.
Percakapan itu mengalir lebih dalam hingga menyinggung para penguasa negeri ini. Menurut suara yang diduga Danny, JK secara tersirat telah menyerang Prabowo.
Selain itu membenturkannya JK dengan Presiden Jokowi. Pasalnya, Prabowo yang merupakan Ketum Gerindra dan Edhy sebagai Waketum Gerindra disebut telah mengkhianati kepercayaan presiden.
“Artinya dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, akhirnya Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik,” tuturnya lagi.
Menurutnya, dengan ramainya pemberitaan terkait penangkapan Edhy selepas lawatannya dari Amerika dalam kasus suap benih lobster, isu bahwa JK merupakan aktor di balik kepulangan Rizieq Shihab pun perlahan menguap.
“Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser JK dan Habib Rizieq. Karena JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan,” ujar rekaman tersebut.
“Kemudian Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi (pale) (ternyata) disini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Kemudian (Prabowo) mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK. Begitu memang chaplin. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hapal, apa yang dia mau main ini,” ujarnya.
Hingga saat ini belum ada klarifikasi Danny Pomanto terhadap rekaman tersebut. Danny Pomanto juga belum memberikan keterangan resmi mengenai rekaman yang beredar tersebut.