Bantul, Gatra.com - Sistem kampanye terbatas di tengah pandemi Covid-19 selama 71 hari pada 26 September - 5 Desember dinilai melelahkan dan mahal. Hari terakhir kampanye pilkada Kabupaten Bantul diwarnai serah terima jabatan bupati dan pencopotan alat peraga kampanye (APK).
Ketua tim sukses pasangan calon nomor urut satu Abdul Halim Muslih - Joko Purnomo, Subhan Nawawi, membenarkan bahwa kampanye di masa pandemi dengan aturan pembatasan massa dan kampanye daring sangat melelahkan dan mahal.
"Sesuai aturan protokol kesehatan, setiap pertemuan tatap muka paslon dengan masyarakat hanya dibatasi 50 orang. Kondisi ini menjadikan sosialisasi harus dilakukan beberapa kali dengan waktu berbeda meskipun di satu wilayah," ujarnya di Posko Pemenangan Halim-Joko, Sabtu (5/12).
Subhan menyebut kondisi ini sangat berbeda dibanding kampanye sebelum pandemi. Saat itu, kampanye atau sosialisasi di satu wilayah cukup dengan mengumpulkan massa di satu tempat tanpa ada batasan jumlah.
Karena harus mendatangi banyak tempat, menurut dia, kampanye di masa pandemi ini sangat melelahkan secara fisik bagi paslon dan tim sukses. Selain besar di biaya transportasi, pemasangan APK di banyak titik juga butuh pengeluaran besar.
Pandangan yang sama juga disampaikan ketua tim pemenangan paslon nomor urut dua Suharsono - Totok Sudarto, Arif Iskandar. Karena sudah menjadi aturan, pihaknya mengatakan wajib mematuhi ketentuan kampanye di masa pandemi.
"Saya kira tidak hanya paslon dan timnya yang mengeluh. Saya lihat penyelenggara pilkada, baik KPU maupun Bawaslu, juga kesulitan untuk sosialisasi karena pembatasan," kata Arif kepada Gatra.com.
Keduanya, baik Subhan maupun Arif, sepakat, dibanding kampanye daring yang terkendala keterbatasan akses jaringan dan faktor keengganan, warga Bantul lebih senang bertemu langsung dengan paslon untuk mendengar visi misi mereka.
"Kami akui, sampai sekarang masyarakat masih menikmati kampanye tatap muka dibanding daring. Mereka bangga bila paslon yang didukungnya datang langsung," kata Arif.
Berakhir pada tengah malam ini, hari terakhir kampanye di Bantul diisi agenda serah terima jabatan bupati yang selama ini dijabat oleh Penjabat Sementara Budi Wibowo. Pilkada Bantul diikuti petahana Bupati Suharsono dan Wakil Bupati Abdul Halim Muslih. Mulai 6 Desember, mereka resmi bertugas kembali setelah cuti untuk kampanye.
"Ada tugas berat yang harus saya lakukan di hari pertama bertugas minggu depan, yaitu mengingatkan ASN untuk tetap menjaga netralitas. Saya akan kumpulkan seluruh perangkat hingga tingkat kecamatan," kata Suharsono.
Adapun calon wakil bupati nomor urut satu Joko Purnomo meminta warga mewaspadai lingkungan tempat tinggal selama masa tenang.
"Waspadai gerakan yang mengganggu stabilitas masa tenang. Jika ditemui adanya gerakan politik uang, tangkap dan amankan pelakunya lantas laporkan. Jangan main hakim sendiri," kata Joko saat apel persiapan pencopotan APK oleh personel satuan tugas pilkada.