Palembang, Gatra.com - Lima hari lagi, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) akan digelar. Pesta demokrasi tersebut akan diikuti tujuh kabupaten di Bumi Sriwijaya.
Ternyata, momen Pilkada Serentak tahun ini pun dimanfaatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Kota Palembang. Salah satunya dengan membuat kue unik bertema Pilkada yang cukup mencuri perhatian penikmat camilan.
Dalam penyajiannya, kue tersebut menampilkan suasana Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) pandemi virus corona atau Covid-19.
Selain itu, tampak beberapa orang yang dibuat seolah-olah akan melakukan pencoblosan dengan berjaga jarak hingga memakai masker. Di kue itu pula terdapat seruan ingat disiplin 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).
Ya, kue unik bertema Pilkada Serentak 2020 tersebut merupakan karya dari Rina Efelyn yang merupakan Owner New Rumah Coklat di Kota Palembang. “Kita sengaja membuat kue bertema itu (Pilkada Serentak 2020) karena sebentar lagi akan dilangsungkan,” ujar dia saat dijumpai di tokonya, Jumat (4/12).
Dirinya mengaku telah berkecimpung di dunia bakery sejak 2006 lalu. Dengan pengalamannya itu, ia menyebut tetap ada kesulitan-kesulitan saat membuat kue ulang tahun berkarakter. “Ya, kalau tingkat kesulitan setiap karakter pasti ada. Artinya, setiap detail bentuk kreasi punya struktur dan tesktur berbeda. Untuk kue bertema Pilkada ini, bahan dasarnya sendiri adalah kue tar dengan lapisan gula vondant icing sugar,” kata dia.
Harga kue bertema atau berkarakter tersebut dijual dengan harga berbeda di tokonya, tergantung ukuran. Rata-rata dibanderol mulai dari Rp600 ribu hingga Rp850 ribu.
Di tengah pandemi, lanjut dia, kue karakter ternyata cukup laris manis diburu masyarakat kota pempek. Dia pun mengklaim kini penjualannya mengalami peningkatan hingga 50 persen. “Kebanyakan mereka yang order (pesan) untuk acara-acata, seperti ulang tahun. Nah, prosesnya sendiri memakan waktu tiga hari. Sebab, ada karakter tertentu yang memang sulit dibuat,” jelas dia.
Di akhir perbincangan, dirinya membeberkan dapat belajar membuat kue dilakukan secara otididak. Bahkan, ia tak mempunyai dasar ilmu bakery. “Ya, saya ini kan ada toko kue, saya sering mengontrol dan mengawasi pegawai saya. Nah, dari situlah saya mulai coba-coba membentuk sendiri sampai berhasil. Kalau gagal, pasti pernah, tapi kan semangat terus untuk bisa,” tutup dia.
Reporter: Rio Adi Pratama