Jakarta, Gatra.com- Memasuki usia 10 tahun, partisipasi Indonesia dalam kompetisi Shell Eco-marathon (SEM) Asia meningkat 200% dari jumlah partisipasi kampus yang hanya 4 di tahun 2010. "Kini menjadi lebih dari 25 institusi pendidikan pada 2020," kata President Director & Country Chair Shell Indonesia Dian Andyasuri dalam konferensi persnya, Jumat (4/12).
Partisipasi mahasiswa dari berbagai universitas di penjuru Indonesia ini juga telah menghadirkan sederet kendaraan hemat energi hasil inovasi yang mengedepankan efisiensi energi.
Ini berawal dari sembilan team yang berpartisipasi dalam kategori internal combustion. Yakni mesin pembakaran dalam dengan bahan bakar bensin, diesel, ethanol dan gas alam terkompresi. Kini bertumbuh menjadi 16 team untuk kategori internal combustion dan 15 team dengan kategori mobil listrik dan hydrogen fuel cell.
"SEM telah menjadi wadah bagi mahasiswa lintas ilmu seperti teknik, bisnis, manajemen dan bidang studi lainnya untuk bisa berkolaborasi mewujudkan inovasi," kata Dian.
Bahkan jumlah peserta tim dan institusi pendidikan yang ikut bagian dalam inovasi transportasi di Indonesia ini mengalami peningkatan besar dari tahun ke tahun. Saat ini terdapat sekitar 80 tim dari 45 institusi pendidikan yang sudah memiliki inovasi dibidang mobil hemat energi.
Dukungan dari pemerintah dengan menghadirkan Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) yang mengadopsi model dan peraturan SEM pada tingkat nasional, memberikan kesempatan kepada lebih banyak lagi tim dan insittusi pendidikan untuk menguji hasil inovasi mereka sebagai persiapan untuk berkompetisi di ajang regional dan global lainnya, seperti SEM Asia dan Drivers’ World Championship (DWC).
Indonesia berhasil memukau dunia lewat ajang Drivers’ World Championship (DWC) sebagai perwakilan regional Asia. Tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan tim Bumi Siliwangi 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bahkan berhasil meraih gelar juara dengan mengalahkan tim pesaing dari Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa.
"Partisipasi dan prestasi mahasiswa Indonesia di ajang Shell Eco-marathon perlu diapresiasi dan didukung untuk mempersiapkan para generasi muda yang tanggap terhadap tantangan energi di masa mendatang," ungkap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana.
Dadan mengatakan, generasi muda adalah aktor utama dalam mencapai target penurunan efisiensi energi sebesar 1% per tahun. Serta bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025, dan penurunan emisi CO2 sebesar 198 juta ton CO2 pada sektor energi ditahun 2025.
"Mereka lah yang akan menikmati dan menjalankan terwujudnya energi bersih masa depan," ungkapnya.
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Mochammad Ashari menambahkan bahwa pihak universitas senantiasa menyambut dan mendukung program Shell Eco-marathon. Sebab misinya sejalan dengan misi perguruan tinggi.
“Lewat Shell Eco-marathon, kita dapat menghasilkan generasi yang kreatif, inovatif, dan berkarakter sebagai calon pemimpin di masa mendatang,” jelasnya.