Jakarta, Gatra.com - Menyambut pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah serentak pada 9 Desember 2020 mendatang, Perkumpulan Warga Muda mengajak pemuda-pemudi Indonesia menggalang ide-ide inovatif bagi pembangunan daerah melalui Webinar Patungan Ide yang bertema “Memilih Masa Depan, Aspirasikan Harapan“ .
Patungan Ide tersebut diselenggarakan pada Kamis 3 Desember 2020 lalu yang telah diikuti 140 peserta dari perwakilan komunitas lintas provinsi dan profesi.
Webinar Patungan Ide yang mengusung dihadiri oleh pembicara yang pakar di bidangnya diantaranya Lucius Karus ( Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Siti Chaakimah (Peneliti Sosial dan Lingkungan Epistema Institute), Edo Rakhman ( Koordinator Koalisi Golongan Hutan) Muhammad Al-Iqbal (Kepala Departemen Kebijakan Publik KAMMI Wilayah Kalbar 2020-2022).
Menurut Isna Iskandar, daerah membutuhkan generasi muda yang selalu berpikir positif, kreatif, inovatif, produktif dan proaktif menjaga lingkungan.
“Masa depan ada di daerah, tidak lagi di pusat. Anak-anak daerah harus lebih tangguh dan tangkas meningkatkan kualitas hidup masyarakat di masa mendatang mulai dari sekarang,” kata Koodinator Program Pendidikan Warga Muda, Jumat (4/12).
Dikatakan bahwa saat ini momentum Pilkada. Anak Muda jangan sampai hanya menjadi pemilih saja.
“Kita harus jadi penentu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawalan pembangunan keberlanjutan di daerah kita masing-masing,” katanya.
Adapun Lucius mengakatan Pilkada 2020 ini milik Kaum Muda, namun ruang ekspresi dari kaum muda belum terlalu kelihatan di Pilkada 2020, padahal ini adalah kesempatan paling bagus untuk menunjukan intervensi dari idealisme kaum muda terhadap lahirnya pemimpin-pemimpin di daerah melalui Pilkada 2020.
Sedangkan Edo menyebutkan momentum Pilkada di 9 Desember nanti itu adalah momentum bagaimana melihat kualitas hidup.
“Kalau kita tidak bisa memaksimalkan momentum tersebut kehidupan anak-anak muda hari ini yang menjadi pemilih potensial akan sangat berpengaruh kehidupanya 5 tahun kedepan,” ujarnya.
Sedangkan Siti menyebutkan seringkali kegagalan pembangunan daerah dan Kerusakan Lingkungan di daerah disebabkan kontrak politik antaran calon kepala daerah dan pengusaha pendukung calon.
“Jadi sehabis Pilkada selesai banyak sekali surat-surat izin yang diterbitkan sebagai tebusan balas budi,” katanya.
Muhammad Al-Iqbal mengamini pendapat dari Siti dengan menyebutkan politik sejatinya suatu hal yang baik, namun justru ada sebagian para oknum politikus tersebutlah yang memberikan stigma kepada masyarakat bahwasanya politik itu suatu hal yang kotor.
Dia menyarankan kepada kaum muda sebelum calon pemimpin kepalda daerah dalam Pilkada 2020 harus lebih dulu mengamati latar belakang serta visi –misi dan memastikan apa yang mereka gagas benar-benar untuk kebermanfaatan rakyat dan kelestarian lingkungan.