Pati, Gatra.com - Adu mulut dan bersitegang mewarnai aksi penolakan Sutet yang melintas di pemukiman Desa Kedungwinong, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (3/12). Seorang perangkat desa setempat tidak terima dengan perkataan orator. Beruntung, cekcok mulut tersebut berhasil diredam oleh pihak keamanan.
Dari pantauan Gatra.com di lokasi, naik pitamnya salah seorang aparat pemerintah desa (Pemdes) bermula, saat Kuasa Hukum Warga, Bambang Riyanto menyampaikan orasi di hadapan demonstran. "Lihat ada perangkat yang berteduh dan menonton di bawah pohon mangga. Sementara kami rakyat di sini panas-panasan menolak Sutet melintasi pemukiman," ujar Bambang dalam orasinya.
Mendengar hal itu, sontak Kasi Pemerintahan Desa Kedungwinong Nur Afandi tidak terima dan mencoba mengintervensi jalannya aksi, "Ini program nasional, jangan sok jago. Ngomong yang bener, kamu jago di sini. Kamu menyinggung kami, kamu jago. Menyampaikan aspirasi boleh, siapa yang tidak boleh.," katanya. Ketegangan sempat terjadi beberapa menit, hingga pihak keamanan melerai kedua belah pihak.
Sehubungan hal itu, saat ditemui setelah aksi, Nur Afandi memang mengaku tersinggung dengan perkataan Bambang. Ia menilai selentingan itu secara tidak langsung seolah menyiderai harga dirinya sebagai bagian dari pejabat desa. "Kami jelas tidak terima. Silahkan menyampaikan aspirasi, tapi jangan menjelekkan desa," terangnya saat ditemui di Balai Desa setempat.
Dalam pandangan yang berbeda, Bambang menyebut jika pemerintah desa kurang transparan mengenai kompensasi jaringan listrik Sutet, dan apapun yang menyangkut proyek tersebut. "Kalau memang minta diproses pidana, kami siap. Bahkan Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) akan kami surati agar masalah di Desa Kedungwinong segera diselesaikan," tegasnya.