Purworejo, Gatra.com- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tjitrowardojo Purworejo, Jawa Tengah menutup layanan Intalasi Gawat Darurat (IGD) mulai tanggal 3 hingga 6 Desember 2020 pukul 23.59 WIB. Hal itu untuk mengurangi jumlah petugas yang terkonfirmasi positif corona virus deases 2019 (covid-19) di RSUD milik Pemkab tersebut.
Dengan menutup sementara layanan IGD, menurut Plt Dirut RSUD Tjitrowardojo, dr Kuswantoro saat ditemui di RSUD, akan mengurangi dan memutus rantai penyebaran dari dan antar nakes serta dari dan ke pasien. Masyarakat yang membutuhkan layanan gawat darurat, bisa mengunjungi rumah sakit lain.
"Dengan menutup IGD, harapan kami, virus corona di RSUD Tjitrowardojo segera hilang. Sehingga petugas kami bisa segera pulih dan sehat semua," lanjut Kuswantoro didampingi oleh Wadir Pelayanan dr Ika Endah Lestariningsih, SpKj dan Humas Lely Dewi Pramudyani, Kamis siang (3/12).
Ia kemudian menjelaskan para petugas medis yang tersengat covid-19, yaitu dua orang dokter umum, dua orang dokter spesialis dan 10 tenaga medis. Rinciannya, di IGD terdapat satu orang dokter dan tiga orang perawat kemudian, satu orang dokter dan empat orang perawat di Instalasi Intensive Care Unit (ICU). Satu orang dokter di Instalasi Rawat Jalan, satu orang pelaksana di Instalasi Penyuci Hama. Satu orang dokter di Instalasi Radiologi, dan dua perawat di Bangsal Melati juga dinyatakan positif covid-19.
"Saat ini mereka menjalani isolasi mandiri, dua orang dokter dirawat di Ruang Bima RSUD Tjitrowardojo. Dua orang dokter spesialis kami rujuk ke RSUP dr Sarjito karena memiliki komorbid," lanjut pria yang juga Kepala Dinas Sosial Dalduk PPPA Purworejo tersebut.
Kuswantoro tak menampik dugaan adanya pasien yang tak jujur mengenai riwayat mereka saat di IGD, sehingga menimbulkan klaster IGD RSUD Tjitrowardojo. "Ada yang dalam satu shift sehingga terindikasi penularan antar petugas, dalam satu waktu
"Ada juga yang tertular dari klaster lain, karena ketika ditracing tidak ada rekan kerjanya yang tertular," tambahnya.
Dia menghimbau agar agar masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan supaya covid-19 segera teratasi. Karena penanganan pandemi ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah dan tenaga kesehatan.
"Saya juga berharap agar tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (toma) ikut terus menerus mengingatkan pentingnya 3M. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak. Dengan 3M Insya Allah penyebaran virus dapat ditekan," pungkas Kuswantoro.