Pekanbaru, Gatra.com - Kasus penularan HIV di Riau hingga Oktober 2020 tercatat sebanyak 6.797 kasus. Dari jumlah tersebut, 4.071 di antaranya merupakan warga Kota Pekanbaru.
Pemerhati HIV/AIDS di kota Pekanbaru, Hertini, mengatakan sebaran penyakit menular tersebut masih didominasi oleh hubungan heteroseksual dan hubungan sesama jenis.
"Yang paling banyak itu masih dari hubungan hetero dan sesama jenis. Dari kelompok penderita banyak ditemukan pada homoseksual kemudian pekerja seksual, dan ibu rumah tangga," katanya, Kamis (3/12).
Hertini yang aktif di kelompok pendamping penderita AIDS Lancang Kuning, menyebut sebaran HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin nyaris tak berubah di kota Pekanbaru.
"Secara jenis kelamin, lebih banyak diderita oleh laki-laki dibanding perempuan," ujarnya.
Sejak tahun 2000, kasus HIV di Kota Pekanbaru mencapai 2.008 dan 1.895 kasus AIDS. Sebagian besar kasus ditemukan pada laki-laki yang mencapai 65 persen kasus HIV dan 77 persen kasus AIDS.
Dalam memberikan pendampingan pada penderita penyakit menular tersebut, Hertini mengutamakan pendampingan sosial. Alasanya, penderita HIV/AIDS lebih rentan secara sosial ketika diketahui positif oleh warga sekitar.
"Karena akan ada diskriminasi yang mereka alami. Oleh sebab itu perlu kita lakukan pendekatan sosial, supaya mereka lebih kuat menghadapi penyakit tersebut, misalkan dengan membentuk kelompok kelompok diskusi bagi penderita," imbuhnya.
Hertini mengakui tidak mudah menekan penularan HIV/AIDS, untuk itu butuh perhatian sejumlah pihak. Dari sisi penderita, upaya pendampingan terkadang direpotkan oleh mobilitas penderita.
"Saat pendampingan dilakukan tiba-tiba pindah domisili, kalau melapor mungkin masih bisa kita petakan selanjutnya. Yang susah itu kalau pergi tanpa memberi tahu," katanya.