London, Gatra.com - Inggris menjadi negara barat pertama di dunia yang menyetujui pemberian vaksin COVID-19, sebelum Amerika Serikat dan Eropa, setelah regulatornya pada hari ini memberi izin penggunaan vaksinasi yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech sebagai penggunaan secara darurat dalam waktu singkat.
Vaksin itu akan diluncurkan mulai awal minggu depan di tengah serangan atas kritikan pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson, atas penanganannya terhadap krisis virus korona di Inggris, dengan jumlah kematian COVID-19 terburuk di Eropa.
Vaksin dianggap sebagai jalan terbaik bagi dunia untuk kembali ke keadaan normal di tengah pandemi global yang telah menewaskan hampir 1,5 juta orang dan meningkatkan ekonomi global.
"Pemerintah hari ini telah menerima rekomendasi dari Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) independen untuk menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech," kata pemerintah.
Persetujuan yang dikeluarkan Inggris itu memberi secercah harapan di tengah kesuraman ketika negara-negara besar berlomba untuk memberikan persetujuan mengenai penggunaan vaksin dan kesiapan menyuntik warganya.
"Saya jelas sangat senang dengan berita itu, sangat bangga bahwa Inggris adalah tempat pertama di dunia yang memiliki vaksin resmi secara klinis," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock.
Dia menambahkan bahwa Inggris diharapkana dapat memberi terobosan terhadap lahirnya "jutaan dosis" vaksin pada akhir tahun ini.
Sebelumnya, China telah memberikan persetujuan secara darurat untuk tiga vaksin eksperimental dan telah menginokulasi sekitar 1 juta orang sejak Juli. Rusia telah memvaksinasi pekerja garis depan setelah menyetujui suntikan Sputnik V pada Agustus sebelum menyelesaikan pengujian tahap akhir tentang keamanan dan kemanjuran.
Perusahaan Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, mengatakan bahwa vaksin mereka sudah 95 persen efektif dalam mencegah penyakit, jauh lebih tinggi dari yang diharapkan.
Pfizer mengatakan bahwa otorisasi penggunaan darurat yang dikeluarkan Inggris menandai momen bersejarah dalam perang melawan COVID-19.
"Otorisasi ini adalah tujuan yang telah kami upayakan sejak kami pertama kali menyatakan bahwa sains akan menang, dan kami memuji MHRA atas kemampuan mereka melakukan penilaian yang cermat dan mengambil tindakan tepat waktu untuk membantu melindungi masyarakat Inggris," kata CEO Albert Bourla.
"Saat kami mengantisipasi otorisasi dan persetujuan lebih lanjut, kami fokus untuk bergerak dengan tingkat urgensi yang sama, untuk secara aman memasok vaksin berkualitas tinggi di seluruh dunia," tambahnya.
Regulator obat Inggris menyetujui vaksin dalam waktu singkat. Rekannya di AS akan bertemu pada 10 Desember untuk membahas apakah akan merekomendasikan otorisasi penggunaan darurat vaksin Pfizer / BioNTech dan European Medicines Agency mengatakan dapat memberikan persetujuan darurat untuk suntikan tersebut pada 29 Desember.
"Data yang diserahkan ke badan pengatur di seluruh dunia adalah hasil dari program penelitian dan pengembangan yang ketat secara ilmiah dan sangat etis," kata Ugur Sahin, kepala eksekutif dan salah satu pendiri BioNTech.
Komite vaksin Inggris akan memutuskan kelompok prioritas mana yang akan mendapatkan suntikan pertama yakni penghuni panti jompo, staf kesehatan dan perawatan, orang tua dan orang-orang yang secara klinis sangat rentan yang menjadi penerima pertama dalam antrean.
Hancock mengatakan 50 rumah sakit telah didirikan di seluruh Inggris dan sedang menunggu untuk menerima vaksin tersebut.
Pusat vaksinasi besar juga sedang didirikan sekarang, dan pada saatnya nanti pusat kesehatan lokal yang dikenal sebagai dokter umum dan apoteker akan memberikan suntikan kepada masyarakat jika mereka memiliki kemampuan tersebut.
“Unsur komunitas kemungkinan akan mengambil peran yang lebih besar jika vaksin saingan dari Universitas Oxford dan AstraZeneca disetujui, karena tidak memerlukan tempat penyimpanan dingin seperti itu dan lebih mudah untuk dikirim,” kata Hancock.
BioNTech pada hari Rabu mengatakan akan mengirim vaksin COVID-19 yang telah dikembangkannya dengan Pfizer dalam kotak pengatur suhu ke Inggris dengan menggunakan feri atau pesawat saat persiapan mengirimkan suntikan dalam beberapa hari ke depan.
Kepala bisnis dan kepala komersial Sean Marett mengatakan, vaksin dapat diangkut setelah meninggalkan penyimpanan hingga enam jam pada suhu 2 hingga 8 derajat Celcius selama pengiriman ke fasilitas termasuk rumah perawatan, dan juga dapat bertahan selama lima hari dalam keadaan normal di lemari es.