Pekanbaru, Gatra.com- Politisi PDI Perjuangan, Kapitra Ampera, berharap publik tidak larut dengan sosok yang menyebut dirinya keturunan nabi. Kapitra menilai terdapat perbedaan mencolok antara manusia biasa dengan nabi beserta keluarganya.
"Kalau nabi dia punya keistimewaan, bila melakukan kesalahan langsung dikoreksi oleh Allah,dan dijamin masuk surga. Sementara sebagai manusia biasa, tidak lepas dari kekeliruan, sekalipun dia ulama," sebutnya di Pekanbaru.
Seperti ramai diberitakan, status imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Sihab, yang disebut bagian dari keturunan nabi, sempat menimbulkan sorotan dari masyarakat.
Menurut Kapitra sekalipun pimpinan FPI tersebut menganggap dirinya ulama, hal itu bukan jaminan Habib Rizieq Sihab (HRS) terbebas dari perbuatan salah. Sebut Kapitra, jika ulama berbuat salah maka ada ruang untuk melakukan koreksi.
"Bila nabi yang berbuat salah, yang mengoreksi adalah Tuhan. Kalau ulama yang berbuat salah yang mengoreksi adalah kita sesama manusia," imbuhnya.
Kapitra pun berharap aparat kepolisian memproses hukum HRS, jika memang ada indikasi melanggar hukum.
Disinggung mengenai banyaknya warga yang antusias dengan sosok HRS, Kapitra meragukan hal tersebut. Ia yakin orang yang anti pendiri FPI itu cukup banyak.
"Sebaiknya jangan hanya melihat situasi bandara tempo hari. Bisa saja silent majority yang berseberangan jumlahnya tidak kalah banyak," tukasnya.