Jakarta, Gatra.com- Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bekerja sama dengan pusat penelitian bersama internasional untuk mendukung restorasi terumbu karang atau ICRG (Indonesia Coral Reef Garden). Selain itu, restorasi ini dimaksudkan agar pariwisata di Bali semakin meningkat lagi.
"Kolaborasi ini bermakna dan simbolis. PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional)-ICRG adalah ikon restorasi karang terbesar di Indonesia. Kami akan menarik sekitar 11.000 pekerja dan akan menghasilkan pariwisata Bali," kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Safri Burhanuddin, Selasa (01/12).
Pemerintah telah melangkah untuk memulihkan perekonomian di Bali yang terkena dampak virus Covid-19. Lebih dari 10.000 tenaga kerja akan dilibatkan untuk menciptakan lingkungan laut dimana ikan akan berenang bebas melalui terumbu karang yang selaras dengan pemandangan bawah laut yang jernih.
Program ini, kata Safri, diharapkan menjadi ambisi Indonesia untuk menjadikan Bali sebagai objek wisata terbaik dan upaya untuk memulihkan lingkungan alam. Selain itu, program tersebut juga telah menarik perhatian pada kemajuan yang telah dicapai pemerintah untuk memperoleh kerjasama internasional dengan Korea untuk menciptakan lebih banyak peluang dan ruang untuk pemulihan dan pembangunan ekonomi.
PEN-ICRG merupakan pusat rehabilitasi terumbu karang yang mensinergikan unsur ilmiah dan sosial ekonomi dalam restorasi terumbu karang untuk konservasi dan pemanfaatan secara berkelanjutan melalui Edu-Eco Wisata.
"Program tersebut bertujuan untuk memulihkan ekosistem laut dan menghidupkan kembali wisata bahari di Provinsi Bali karena Bali sangat bergantung pada kegiatan pariwisata. Oleh karena itu perlu diadakan survey batimetri untuk melihat topografi dasar laut agar kita bisa melihat dengan benar, lokasi transplantasi karang," tutur Direktur Deputi Konservasi Maritim dan Pemanfaatan Pulau Kecil, Kemenko Marves, Andreas.
Sebagai pelaksana kegiatan penelitian dan survei, tim peneliti Korea-Indonesia MTCRC (Marine Technology Cooperation Research Center) turut mengikuti program ICRG. Korea-Indonesia MTCRC adalah lembaga penelitian internasional di bidang ilmu dan teknologi kelautan antara pemerintah Korea yang diwakilkan oleh KIOST (Korea Institute of Ocean Science and Technology) dan Indonesia yang diwakilkan oleh ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk memperkuat dan mempromosikan kerjasama praktis di bidang ini.
Sains dan teknologi adalah elemen kunci pembangunan nasional. Kami sangat senang dapat berkontribusi bagi pembangunan Indonesia melalui kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi maritim Korea, kami menantikan kerjasama yang lebih banyak lagi kedepannya," ungkap Co-Director MTCRC Korea, Hansan Park.
Dalam kerjasama ini, MTCRC telah melakukan survei kelautan yang terdiri dari survei batimetri, data fisik oseanografi, studi dasar laut, dan data kualitas air. Survei batimetri dilakukan untuk mengukur kedalaman perairan yang akan dijadikan lokasi restorasi terumbu karang dan lokasi penenggelaman kapal perang.
Survei dasar laut dilakukan untuk mengetahui topografi dan profil dasar laut. Hal ini penting dilakukan mengingat dalam menentukan lokasi penenggelaman kapal perang diperlukan informasi mengenai profil dasar laut. Sedangkan data fisik oseanografi dan data kualitas air digunakan sebagai data pendukung. Hasil survei ini berupa peta rekomendasi yang berisi informasi tentang kedalaman dan profil dasar laut.
Survei akan dilengkapi dengan berbagai alat dan perlengkapan MTCRC yaitu Multibeam Echosounder, Single Beam Echosounder, CTD, Grab Sampler, Tide Gauge, Drone, dan Kapal ARA. Kapal ARA sendiri merupakan kapal yang dioperasikan oleh MTCRC yang digunakan untuk kegiatan penelitian dan eksplorasi kelautan. Kapal ini memiliki panjang 12 meter dengan kapasitas 12 orang termasuk awak kapal dan nahkoda.
Kapal ARA tiba di Bali pada tanggal 23 November 2020. Survey pertama akan dilaksanakan di kawasan Nusa Dua, Bali dan akan dilaksanakan dari tanggal 18 November 2020 sampai dengan 2 Desember 2020. Kegiatan survey dibagi menjadi 2 tujuan yaitu survey drone dan survey oseanografi. Survei drone dilakukan untuk memetakan kondisi ekosistem pesisir dan akan memakan waktu 6 hari hingga selesai dari tanggal 18 November 2020 hingga 23 November 2020.
Survei oseanografi dilakukan untuk mengetahui bentuk dasar laut dan parameter lingkungan serta akan memakan waktu 7 hari hingga selesai dari tanggal 22 November 2020 hingga 28 November 2020. Desain survey yang dilakukan untuk ICRG dipertimbangkan berdasarkan kedalaman air tidak lebih dari 50 m. Panjang survei adalah 174,4 km dan terdapat 35 lokasi pengambilan sampel untuk parameter oseanografi. Hasil survei ini memiliki manfaat jangka panjang karena datanya dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan sektor kelautan di masa mendatang.
Program pembangunan bawah laut ini diharapkan dapat menjadi pemicu pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan di Bali. Lebih dari itu, melihat proyek yang secara khusus dilaksanakan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Saya berharap bahwa MTCRC dapat memberikan dukungan fasilitas peralatan dan tenaga ahli serta berperan aktif secara berkelanjutan di dalam kegiatan PEN ICRG, sehingga tujuan pelaksanaan PEN ICRG dalam jangka pendek maupun jangka panjang tercapai sesuai yang direncanakan oleh Pemerintah (dalam hal ini Kemenkomarves) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat cepat terwujud," ujar Co-Director MTCRC Indonesia, Totok Suprijo.
"Dengan keterlibatan MTCRC di dalam PEN ICRG, saya juga berharap pengetahuan dan keahlian untuk merestorasi taman terumbu karang juga dikembangkan di MTCRC dan menjadi aset bangsa. Dengan adanya dukungan MTCRC ini, semoga taman terumbu karang di Bali dapat direstorasi secepatnya, sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara," imbuh Totok.