Slawi, Gatra.com - Luas lahan pertanian di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terus menyusut imbas maraknya alih fungsi lahan. Meski demikian, berkurangannya lahan pertanian ini belum sampai berpengaruh pada produksi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal, Toto Subandriyo mengatakan, luas lahan pertanian terus berkurang karena banyak sawah-sawah yang dialih fungsikan untuk pembangunan perumahan dan fasilitas umum.
"Dari pendataan kami, rata-rata satu tahun perubahan fungsi lahan sawah menjadi perumahan maupun fasilitas umum sekitar 10-an hektare," kata Toto, Senin (30/11).
Menurut Toto, berkurangan luas lahan pertanian tersebut belum sampai berdampak pada jumlah produksi padi. Bahkan, dia menyebut jumlah produksi padi mengalami peningkatan.
"Tahun ini sampai Oktober, jumlah produksi padi sudah melampaui produksi pada tahun 2019. Rata-rata dalam satu tahun produksi padi sekitar 360 ribu ton," ungkapnya.
Toto mengungkapkan, hingga tahun ini, luas lahan produksi di Kabupaten Tegal mencapai sekitar 38 ribu hektar. Khusus padi, luas lahan tanamnya mencapai 60 ribu hektar dalam satu tahun. "Untuk padi kan petani ada yang bisa nanam satu kali, dua kali dan tiga kali dalam satu tahun," ujar Toto.
Selain masifnya alih fungsi lahan, Toto menyebut serangan hama juga dikhawatirkan mengganggu produksi pertanian. Pada tahun ini, serangan hama wereng mengakibatkan 63 hektar lahan padi gagal panen.
"Tapi ini tidak terlalu berpengaruh ke produksi. Lahan padi yang gagal panen juga sudah diasuransikan dengan premi 80 persen dibantu pemerintah. Untuk tiap satu hektar lahan yang gagal panen bisa mendapat klaim Rp6 juta," ujarnya.